Hal ini tercermin dari persentase responden rumah tangga yang menyatakan melakukan penambahan utang pada Agustus 2021 tercatat sebanyak 8,7 persen dari total responden, lebih tinggi dari 7,6 persen pada bulan sebelumnya.
"Sementara itu, responden rumah tangga yang menyatakan tidak melakukan penambahan pembiayaan tercatat sebesar 92,3 persen dari total responden," ungkap hasil survei yang dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Jumat, 17 September 2021.
Lebih lanjut, bank umum masih menjadi preferensi sumber utama penambahan pembiayaan responden rumah tangga dengan pangsa sebesar 32,9 persen. Sumber pembiayaan lain untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan responden rumah tangga pada Agustus 2021 antara lain dari koperasi, leasing, dan teman/kerabat, dengan pangsa masing-masing sebesar 17,3 persen, 14,8 persen, dan 12,2 persen.
Menurut jenis pembiayaan yang diajukan, Kredit Multi Guna (KMG) merupakan jenis produk yang paling banyak diajukan oleh rumah tangga pada Agustus 2021 dengan pangsa sebesar 35,5 persen dari total pengajuan pembiayaan baru. Kemudian diikuti oleh Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masing-masing sebesar 21,4 persen dan 14,0 persen dari total pengajuan kredit pada Agustus 2021.
"Pengajuan KMG pada Agustus 2021 melemah, sementara pengajuan baru untuk KPR, KKB, dan kredit peralatan rumah tangga terpantau meningkat dibandingkan bulan sebelumnya," papar hasil survei tersebut.
Ditinjau menurut tingkat pengeluaran responden, pengajuan pembiayaan pada Agustus 2021 paling banyak diajukan oleh rumah tangga dengan tingkat pengeluaran Rp1 juta sampai Rp3 juta per bulan, yaitu sebanyak 44,0 persen dari total pengajuan.
Kemudian diikuti oleh rumah tangga berpengeluaran Rp3 juta sampai Rp5 juta per bulan yang terpantau meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara pengajuan dari kelompok tingkat pengeluaran lebih dari Rp5 juta per bulan sedikit berkurang.
"Tingkat suku bunga menurut responden rumah tangga masih menjadi aspek pertimbangan utama dalam pengajuan pembiayaan pada Agustus 2021 (pangsa 29,2 persen jawaban responden). Faktor lainnya yang cukup berpengaruh antara lain administrasi (pangsa 19,4 persen) serta faktor persetujuan dari lembaga peminjam (pangsa 17,2 persen)," urai hasil survei.
Adapun sebanyak 6,2 persen dari responden yang tidak melakukan penambahan permintaan pembiayaan di bulan laporan memiliki rencana untuk melakukan penambahan pembiayaan pada waktu mendatang. Pangsa responden yang memiliki rencana pembiayaan ke depan tersebut lebih tinggi dibandingkan Juli 2021 yang tercatat sebanyak 5,2 persen.
"Pada Agustus 2021, jika dirinci lebih lanjut, sebanyak 1,2 persen responden berencana menambah pembiayaan pada tiga bulan mendatang. Sementara 1,6 persen lainnya merencanakan mengajukan pembiayaan pada enam bulan mendatang," tutur survei.
Di sisi lain, responden rumah tangga masih mengandalkan bank umum untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan mendatang (pangsa 54,8 persen). Alternatif sumber pembiayaan berikutnya bagi responden rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan ke depan adalah koperasi (pangsa 12,4 persen), leasing (pangsa 12,1 persen). dan teman (pangsa 10,3 persen).
Ditinjau menurut jenis pembiayaan, KMG masih menjadi pilihan utama rumah tangga yang berencana melakukan pengajuan pembiayaan ke depan (pangsa 62,3 persen), diikuti KPR dan Peralatan Rumah Tangga dengan pangsa masing-masing sebesar 17,0 persen dan 94,0 persen.
"Persentase rencana pengajuan KKB dan Kredit Peralatan Rumah Tangga melemah dari bulan sebelumnya. Sementara pengajuan KPR dan KMG diprakirakan mengalami peningkatan pada tiga bulan dan enam bulan mendatang," tutup hasil survei tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News