Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional Wempi Saputra mengatakan, kondisi ini menunjukkan adanya urgensi peningkatan pemahaman masyarakat akan berbagai sektor ekonomi syariah, tidak terkecuali di sektor keuangan. Menurut dia, angka literasi yang masih rendah ini perlu untuk terus ditingkatkan.
"Perlu dilakukan edukasi dan sosialisasi. Angka literasi ini juga menunjukkan bahwa determinan terpenting rendahnya market share industri keuangan syariah di Indonesia adalah pemahaman terhadap transaksi ekonomi dan keuangan syariah," kata dia dalam webinar di Jakarta, Jumat, 29 Oktober 2021.
Kepala Sekretariat Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) ini menambahkan, pemerintah melalui KNEKS bersama masyarakat memiliki peran yang sama untuk meningkatkan literasi ekonomi dan keuangan syariah. Ia mengungkapkan, KNEKS berperan sebagai katalisator dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional.
"Sinergi dengan kementerian, lembaga, asosiasi, organisasi, komunitas, dan industri untuk meningkatkan literasi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Sinergi dan kolaborasi ini dibutuhkan agar kita bisa sama-sama mencapai visi ekonomi syariah," ujar Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS Sutan Emir Hidayat.
Upaya peningkatan literasi dilakukan melalui pengembangan potensi halal lifestyle dengan mendorong peningkatan permintaan domestik atas produk barang dan jasa halal. Selain itu, peningkatan kesadaran dan pemahaman produsen atas kebutuhan produk halal akan mendorong ekspansi barang dan jasa halal yang kemudian mendorong peningkatan kinerja dan permintaan tenaga kerja.
"Peningkatan literasi akan semakin membuat masyarakat nyaman menggunakan berbagai produk dan layanan ekonomi dan keuangan syariah. Selanjutnya akan meningkatkan inklusi keuangan syariah. Kita berharap bahwa masyarakat dapat memahami dan berpartisipasi menggerakkan perekonomian syariah dengan melaksanakan transaksi halalan thoyyiban," pungkas Wempi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News