"Sentimen pasar keuangan global terhadap aset berisiko terlihat membaik pagi ini dengan menguatnya indeks saham Asia dan nilai tukar regional terhadap dolar AS. Rupiah mungkin bisa turut menguat terhadap dolar AS dengan perbaikan sentimen tersebut," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra dilansir Antara, Senin, 27 September 2021.
Menurut Ariston, situasi pandemi dalam negeri yang terus membaik juga mendukung penguatan rupiah.
"Tapi mungkin penguatan tidak terlalu dalam karena pasar masih mengkhawatirkan potensi gagal bayar Evergrande dan sikap Bank Sentral AS yang akan menjalankan tapering akhir tahun ini," ujar Ariston.
Dari dalam negeri, jumlah kasus harian covid-19 pada Minggu, 26 Sseptember 2021 bertambah 1.760 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif covid-19 mencapai 4,2 juta kasus.
Jumlah kasus meninggal akibat terpapar covid-19 mencapai 86 kasus sehingga totalnya mencapai 141.467 kasus.
Sementara itu, jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 2.976 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,02 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif covid-19 mencapai 42.769 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 86,46 juta orang dan vaksin dosis kedua 48,53 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi menguat ke kisaran Rp14.200 per USD hingga Rp14.220 per USD dengan potensi resisten di kisaran Rp14.260 per USD.
Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan pagi ini terpantau melemah dibandingkan penutupan perdagangan pekan lalu.
Mengutip Bloomberg, Senin, 27 September 2021, rupiah dibuka pada level Rp14.257 per USD, melemah 15 poin atau 0,11 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya di posisi Rp14.245 per USD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News