"Teknologi AI, khususnya biometrik, bisa menganalisis wajah calon nasabah sehingga menghasilkan skor risiko secara real time," kata Founder dan CEO PT Seleris Meditekno Internasional, Rinaldi Anwar, melalui keterangan tertulis, Jumat, 1 Maret 2024.
Dengan teknologi ini, dia mengatakan peningkatan rasio klaim, khususnya pada produk asuransi jiwa kredit (AJK), bisa terukur lebih akurat. Menurutnya, selama ini proses seleksi risiko pada saat penutupan asuransi untuk ketentuan conditional automatic cover (CAC) atau free cover limit (FCL) kurang ketat.
"Ini menunjukkan urgensi dalam memperkuat proses underwriting untuk mengurangi risiko dan menjaga stabilitas industri asuransi. Proses underwriting yang efektif dan efisien menjadi kunci dalam memitigasi risiko asuransi jiwa kredit," kata Rinaldi.
Pernyataan Rinaldi ini dikemukakan saat meluncurkan aplikasi bernama Seleris. Aplikasi ini memanfaatkan teknologi AI dan biometrik dalam mempercepat proses underwriting asuransi.
Rinaldi mengatakan aplikasi ini dibuat untuk menjawab tantangan dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 20 tahun 2023 tentang Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Kredit atau Pembiayaan Syariah dan Produk Suretyship (Suretyship Syariah).
"Seleris bisa jadi solusi inovatif dan kreatif membantu lembaga keuangan memenuhi kewajiban seleksi risiko sebagaimana tercantum dalam aturan POJK," kata Rinaldi.
Pasal 22 ayat 3 POJK menyatakan perusahaan asuransi wajib melakukan seleksi risiko sesuai pedoman seleksi risiko. Selanjutnya, pada ayat 4 tertulis perusahaan wajib memastikan telah memiliki informasi yang memadai mengenai tingkat risiko dari objek asuransi dalam hal ini adalah calon nasabah.
Akurat mengidentifikasi wajah
Rinaldi mengatakan aplikasi Seleris bisa mempercepat proses underwriting dalam hitungan menit. Dengan cara tradisional, proses tersebut bisa memakan waktu berhari-hari."Kelebihan berikutnya, Seleris mampu menganalisis data biometrik wajah dalam mengukur vital sign dengan akurasi yang presisi," kata dia.
Keunggulan lain, lanjut Rinaldi, aplikasi ini mempermudah proses underwriting dengan tidak perlu lagi melakukan pemeriksaan medis secara langsung sehingga menghemat waktu dan biaya.
"Seleris menawarkan proses yang lebih baik dengan kemudahan dan kenyamanan bagi calon nasabah," kata dia.
Seleris sudah diterima sebagai persyaratan dalam ketentuan underwriting oleh perusahaan reasuransi dengan minimum Rating A Minus di luar negeri untuk mendapatkan dukungan reasuransi terhadap produk asuransi jiwa kredit dan kesehatan.
Rinaldi berharap aplikasi Seleris ini bisa membantu perusahaan asuransi untuk mengatasi kesulitan mendapatkan backup reasuransi baik di dalam dan luar negeri.
Dia menjelaskan, Seleris dapat digunakan oleh berbagai lembaga keuangan. Di antaranya dunia perbankan, perusahaan pembiayaan, perusahaan fintech, dan Lembaga keuangan yang menyalurkan kredit atau pembiayaan.
Aplikasi ini bisa digunakan untuk proses seleksi risiko asuransi jiwa kredit pada produk-produk seperti kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB), kredit multiguna, kredit pegawai, kredit pensiunan, dan lainnya.
"Alat ini juga dapat membantu meningkatkan penetrasi asuransi kredit di Indonesia dan memberikan akses lebih mudah bagi masyarakat mendapatkan produk asuransi kredit," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News