Pada akhir perdagangan Jumat, kurs rupiah menapak naik 12 poin atau 0,07 persen menjadi Rp16.253 per USD dari sebelumnya sebesar Rp16.265 per USD.
"Produk Domestik Bruto perekonomian AS tumbuh sebesar 1,3 persen secara tahunan pada kuartal pertama 2024," kata analis Finex, Brahmantya Himayan kepada Antara, Jumat, 31 Mei 2024.
Brahmantya menuturkan, angka PDB tersebut di bawah perkiraan awal sebesar 1,6 persen dan 3,4 persen pada PDB kuartal IV-2023, terutama disebabkan oleh revisi penurunan belanja konsumen.
Namun pertumbuhan tersebut terus menunjukkan perlambatan sejak kontraksi pada paruh pertama 2022.
Baca juga: Dolar AS Mulai Jinak, Rupiah Unjuk Gigi di Jumat Pagi |
Investor tunggu The Fed
Saat ini, pelaku pasar menantikan data PCE Price Index Amerika Serikat yang menjadi pedoman inflasi bagi bank sentral AS atau The Fed untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai arah suku bunga The Fed yang akan dirilis pada Jumat malam WIB.
Selain itu, meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah saat Israel menyerang kamp di Rafah yang menewaskan 45 orang dengan dasar pembelaan diri atas serangan yang diterima Tel-Aviv akhir pekan lalu, serta ketegangan Laut Cina setelah penunjukan Lai Ching-de sebagai presiden baru Taiwan dapat meningkatkan permintaan dolar Amerika sebagai aset safe haven.
Namun aktor utama fundamental pekan ini adalah data PCE Price Index, ukuran inflasi pilihan The Fed yang akan dirilis Jumat malam ini pukul 19:30 WIB. Data tersebut diperkirakan akan menunjukkan pelemahan inflasi yang dapat mendukung penguatan rupiah atas dolar AS selanjutnya.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat, naik ke level Rp16.251 per USD dari sebelumnya sebesar Rp16.253 per USD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News