"Kita tahu baru tiga hari yang lalu, hal-hal yang tidak terduga muncul. Ada kebangkrutan bank di Amerika, Silicon Valley Bank. Begitu ada satu bank yang bangkrut, muncul lagi bank berikutnya yang kolaps, Signature Bank. Semua negara sekarang ini menunggu efek dominonya kemana," ucap Jokowi dalam Pembukaan Business Matching Produk Dalam Negeri, Rabu, 15 Maret 2023.
Kepala Negara menyadarkan semua pihak, bahwa hal tersebut merupakan sebuah kegentingan dan ketidakpastian global yang bisa berimbas bagi perekonomian nasional. Jika tidak diantisipasi, bisa berakibat fatal.
"Ketidakpastian global juga memunculkan risiko-risiko yang sulit diprediksi dan sulit kita hitung. Oleh sebab itu, semuanya harus bekerja keras untuk menghindarkan negara kita dari ancaman-ancaman dan risiko-risiko global yang ada," tegasnya.
Harap-harap cemas Sri Mulyani
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengaku tengah mewaspadai penutupan Silicon Valley Bank yang membuat gejolak pasar keuangan di Amerika Serikat (AS) saat ini.
"Pasalnya, transmisi dari persepsi dan psikologi bisa menimbulkan situasi yang cukup signifikan bagi sektor keuangan seperti yang kita lihat di AS," ucap Sri Mulyani.
Oleh karena itu, ia berharap Negeri Paman Sam bisa segera menstabilkan sektor keuangannya karena akan memengaruhi perekonomian global.
Apalagi saat ini arah kebijakan Bank Sentral AS, Federal Reserve, masih akan hawkish lantaran kondisi inflasi AS yang masih tinggi.
SVB sebenarnya merupakan bank regional dengan aset yang relatif kecil di AS, yakni hanya USD200 miliar, dibandingkan dengan jumlah aset perbankan AS yang mencapai USD1,3 kuadriliun.
Kendati begitu, ia menilai bank tersebut mampu memberikan guncangan yang signifikan dari sisi kepercayaan deposan di AS, sehingga menjadi suatu pelajaran yang perlu untuk dicermati sebuah bank kecil dalam posisi tertentu bisa menimbulkan persepsi sistemik.
Lantaran telah menggoyang seluruh kepercayaan sektor keuangan AS, Pemerintah Amerika Serikat yang pada awalnya tidak memberikan dana talangan atau bailout pun memutuskan untuk melakukan bailout, sehingga menjamin seluruh deposito SVB.
"Dalam hal ini Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) memberikan kepastian untuk penyelamatan dari deposan, baik yang diasuransikan (insured) maupun yang tidak diasuransikan (non-insured)," tuturnya.
Baca juga: Airlangga Yakin RI Siap Hadapi Kebangkrutan Silicon Valley Bank dan Signature Bank, Beneran Nih? |
Kegagalan bank terbesar di AS
Kebangkrutan SVB merupakan kegagalan bank terbesar di AS setelah krisis 2008 yang disebabkan kejatuhan Lehman Brothers akibat kredit macet perusahaan properti dan real estat.
Regulator Perbankan AS di California telah menutup SVB untuk melindungi simpanan nasabah dalam kegagalan bank terbesar sejak krisis keuangan AS. Krisis modal di SVB juga disebut telah menekan saham bank-bank secara global.
Setelah SVB ditutup, regulator di AS juga menutup Signature Bank karena ketakutan kegagalan sistemik yang serupa dengan SVB. Signature Bank telah menjadi sumber pendanaan yang populer bagi perusahaan mata uang kripto.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News