Ilustrasi. FOTO: MI/ROMMY PUJIANTO
Ilustrasi. FOTO: MI/ROMMY PUJIANTO

Pekan Ini Rupiah Tampil Garang

Angga Bratadharma • 12 Februari 2022 12:05
Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan di sepanjang pekan ini terpantau didominasi di zona hijau di tengah rencana The Fed memperketat kebijakan moneternya. Selain itu, pemulihan ekonomi yang terus digenjot pemerintah memberikan dampak positif terhadap gerak mata uang Garuda.
 
Mengutip laman resmi Jisdor Bank Indonesia, Sabtu, 12 Februari 2022, nilai tukar rupiah pada awal pekan atau tepatnya Senin, 7 Februari berada di posisi Rp14.404. Lalu pada Selasa, 8 Februari, mata uang Garuda menguat ke level Rp14.385. Kemudian pada Rabu, 9 Februari, rupiah kembali menguat ke posisi Rp14.366 per USD.
 
Sedangkan pada Kamis, 10 Februari, nilai tukar rupiah mampu kembali menggilas mata uang Paman Sam dan menjadi Rp14.344 per USD. Namun di akhir pekan atau tepatnya Jumat, 11 Februari, mata uang Garuda harus melemah ke level Rp14.359 per USD. Nilai tukar rupiah gagal bertahan di area positif di tengah keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga.

Sementara itu, dolar Amerika Serikat naik bersama dengan aset safe-haven lainnya pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu pagi WIB). Penguatan terjadi setelah Amerika Serikat mengatakan Rusia telah mengumpulkan cukup banyak pasukan di dekat Ukraina untuk melancarkan invasi besar.
 
Dolar telah diperdagangkan sebagian besar menyamping ketika peringatan AS menghantam pasar. Indeks dolar, ukuran greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, menguat 0,258 persen.

Serangan Rusia

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan dalam jumpa pers mengatakan serangan Rusia dapat dimulai kapan saja dan kemungkinan akan dimulai dengan serangan udara. Minyak mentah berjangka AS melonjak lebih dari 5,0 persen menjadi USD94,66 per barel, tertinggi sejak 2014. Emas naik lebih dari 2,0 persen ke level tertinggi hampir dua bulan.
 
"Kenaikan dolar disebabkan oleh komentar Sullivan, serta laporan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah memutuskan untuk menyerang Ukraina, yang kemudian dibantah oleh Gedung Putih," kata Kepala Strategi Valas CIBC Capital Markets Bipan Rai, di Toronto.
 
Kenaikan itu, lanjutnya, bersama dengan pergerakan aset safe-haven lainnya seperti obligasi Pemerintah AS dan yen Jepang, menunjukkan pasar semakin khawatir tentang prospek invasi. "Ini jelas merupakan langkah safe-haven," katanya.
 
Yen Jepang menguat 0,63 persen versus greenback di 115,29 per dolar, sementara dolar Kanada melemah karena potensi serangan Rusia yang segera memicu aksi jual aset sensitif risiko. Mata uang Rusia, sudah lebih rendah untuk hari itu, jatuh lebih jauh di tengah berita. Rubel terakhir turun 2,73 persen versus greenback di 77,00 per dolar.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan