OJK. Foto : Mi/Ramdani.
OJK. Foto : Mi/Ramdani.

OJK: Stabilitas Sektor Keuangan Terjaga

Husen Miftahudin • 29 Desember 2020 10:31
Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan perkembangan stabilitas sektor keuangan hingga November 2020 masih menunjukan kondisi yang positif dengan profil risiko yang tetap terjaga. Kondisi ini didorong positifnya data sektor riil dan dimulainya vaksinasi
 
"Informasi yang positif tersebut mendorong pasar keuangan global termasuk Indonesia menguat di Desember," ungkap Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK Anto Prabowo dalam keterangan persnya, Selasa, 29 Desember 2020.
 
Sampai dengan 18 Desember 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sebesar 8,76 persen (mtd) dan kembali di atas level 6.000. Penguatan juga terjadi di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dengan rata-rata imbal hasil (yield) SBN turun sebesar 28,3 bps (mtd).

Menurut Anto, penguatan di pasar saham menjelang akhir tahun ditopang oleh investor domestik di tengah masih berlanjutnya net sell non resident sebesar Rp3,19 triliun (mtd). Sementara, investor non residen mencatatkan net buy di pasar SBN sebesar Rp5,02 triliun (mtd), pasar saham: net sell Rp47,05 triliun (ytd) pasar SBN: net sell Rp86,3 triliun (ytd).
 
Kinerja intermediasi keuangan juga masih sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional. Dana Pihak Ketiga (DPK) di November 2020 yang masih tumbuh relatif tinggi sebesar 11,55 persen yoy. Sementara itu, perbankan berhasil menyalurkan kredit baru sebesar Rp146 triliun, namun pelunasan kredit dan hapus buku tercatat masih lebih besar dari kredit baru sehingga secara keseluruhan pertumbuhan kredit terkontraksi minus 1,39 persen (yoy).
 
"Kontraksi pertumbuhan kredit dipicu masih lemahnya permintaan kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi khususnya di daerah-daerah yang termasuk dalam high risk penyebaran covid-19," paparnya.
 
Di industri keuangan nonbank, piutang perusahaan pembiayaan juga terkontraksi sebesar minus 17,1 persen (yoy) didorong oleh kontraksi pembiayaan jenis multiguna yang menjadi penyumbang terbesar dalam piutang pembiayaan.
 
Sementara, industri asuransi tercatat menghimpun pertambahan premi sebesar Rp22,8 triliun (Asuransi Jiwa: Rp18,1 triliun; Asuransi Umum dan Reasuransi: Rp4,7 triliun). Untuk fintech peer to peer lending di November 2020 mencatatkan outstanding pembiayaan sebesar Rp14,10 triliun atau tumbuh sebesar 15,7 persen (yoy).
 
Hingga 22 Desember 2020, jumlah penawaran umum yang dilakukan emiten di pasar modal mencapai 164, dengan total nilai penghimpunan dana mencapai Rp117,42 triliun. Dari jumlah penawaran umum tersebut, 49 di antaranya dilakukan oleh emiten baru. Dalam pipeline saat ini terdapat 57 emiten yang akan melakukan penawaran umum dengan total indikasi penawaran sebesar Rp15,05 triliun.
 
Di tengah moderasi kinerja intermediasi, profil risiko lembaga jasa keuangan pada November 2020 masih terjaga dengan rasio Non Performing Loan (NPL) gross tercatat sebesar 3,18 persen (NPL net: 0,99 persen) dan Rasio Non Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan sebesar 4,5 persen.
 
"Di tengah penguatan nilai tukar rupiah, risiko nilai tukar perbankan dapat dijaga pada level yang rendah terlihat dari rasio Posisi Devisa Neto (PDN) November 2020 sebesar 1,90 persen, jauh di bawah ambang batas ketentuan sebesar 20 persen," jelas Anto.
 
Sementara itu, likuiditas dan permodalan perbankan berada pada level yang memadai. Rasio alat likuid/non-core deposit dan alat likuid/DPK per 16 Desember 2020 terpantau pada level 157,39 persen dan 34,14 persen, di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.
 
Permodalan lembaga jasa keuangan sampai saat ini juga relatif terjaga pada level yang memadai. Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan tercatat sebesar 24,19 persen serta Risk-Based Capital (RBC) industri asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing sebesar 540 persen dan 354 persen, jauh di atas ambang batas ketentuan sebesar 120 persen.
 
"Begitupun gearing ratio perusahaan pembiayaan yang tercatat sebesar 2,19 persen, jauh di bawah maksimum 10 persen," pungkas Anto.  
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan