"Transformasi digital di sektor jasa keuangan akan menjadi game changer bagi penyediaan aktivitas keuangan di masyarakat mengingat akses kepada kredit atau pembiayaan akan semakin mudah dan terjangkau dari berbagai lokasi termasuk lokasi yang terpencil pun," ujar Wimboh dalam sebuah acara yang digelar secara virtual, Rabu, 24 Maret 2021.
Menurutnya, transformasi digital di sektor jasa keuangan penting dilakukan agar layanan dan produk yang dimiliki lembaga keuangan dapat diakses secara cepat dan mudah. Digitalisasi produk dan layanan itu memanfaatkan platform digital.
"Di samping itu semua persyaratan administrasi dan dokumentasi akan lebih mudah dengan proses digital karena cepat dan murah. Dengan digital, kita akan mendapatkan coverage yang lebih luas, dan juga anytime bisa kita lakukan tanpa ada batasan waktu dan ruang," ucapnya.
Wimboh menjelaskan bahwa di masa pandemi covid-19 ini aktivitas digital perekonomian nasional, termasuk sektor finansial dan keuangan dalam negeri. Karena dengan digital, masyarakat dapat memanfaatkan berbagai layanan yang dihadirkan platform tersebut.
"Berbagai kegiatan ekonomi, itu semua menggunakan digital sehingga percepatan, pola konsumsi, dan juga kehidupan masyarakat sangat berubah yang tentunya sudah menggunakan digital. Hal ini tercermin dengan adanya kenaikan volume transaksi digital yang cukup besar yaitu tumbuh 37,35 persen di sepanjang 2020 lalu," ungkapnya.
Dia bilang, Indonesia memiliki potensi besar dalam memanfaatkan industri digital. Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tahun 2019, Indonesia memiliki 50 juta penduduk kelas menengah atas dan 120 juta penduduk aspiring middle class (kelas menengah harapan) yang bisa mendongkrak pertumbuhan industri digital.
Di samping itu, terdapat pengguna internet cukup besar di Indonesia, yakni sebesar 67 persen dari total penduduk dengan tingkat penetrasi smartphone sebesar 60 persen. Sebanyak 196,7 juta atau 73,7 persen dari total penduduk Indonesia juga memiliki akses ke internet.
"Indonesia berada di peringkat ke-4 (setelah Tiongkok, Jepang, dan Amerika Serikat) dalam hal jumlah penduduk yang melakukan transaksi jual beli online melalui platform e-commerce," pungkas Wimboh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News