Afirmasi peringkat ini mencerminkan positifnya kapitalisasi Tugure, profil bisnis yang moderat, dan kinerja underwriting yang dikelola dengan baik.
"Peringkat ini juga mempertimbangkan profil risiko investasi yang konservatif dan manajemen risiko bencana yang baik di pasar Indonesia yang pada saat ini sedang menghadapi beberapa permasalahan antara lain pandemi covid-19 dan bencana alam," catat Fitch, dikutip dari Antara, Rabu, 10 Februari 2021.
Dalam menerbitkan dan memantau pemeringkatannya, Fitch mengandalkan informasi faktual dari para emiten dan dari sumber lainnya yang kredibilitasnya terpercaya.
Presiden Direktur Tugure Adi Pramana menyampaikan pengelolaan risiko yang penuh dengan kehati-hatian menjadi fokus perseroan.
"Kami akan terus meningkatkan performa tanpa mengesampingkan pencapaian kinerja keuangan yang sangat dipengaruhi oleh stabilitas perekonomian global," ujarnya saat dihubungi Antara.
Dengan rasio kapitalisasi berbasis risiko (risk-based capital/RBC) mencapai 226 persen pada akhir 2020, Tugure mencatat persyaratan jauh di atas ambang peraturan minimum dari pemerintah yaitu 120 persen.
Adi melanjutkan rasio gabungan umum perusahaan naik ke 105,7 persen di akhir 2020, dikarenakan premi yang lebih rendah, pembayaran klaim yang lebih tinggi dikarenakan banjir yang melanda Jakarta pada awal 2020 dan klaim bisnis kesehatan yang lebih tinggi akibat pandemi.
"Perusahaan menggunakan excess-of-loss treaties untuk mengurangi eksposur bencana dan memantau akumulasi risikonya secara teratur. Perusahaan juga bekerja sama secara aktif dengan pialang eksternal secara berkala untuk menilai paparan bencana secara konservatif melalui berbagai alat pemodelan," pungkas Adi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News