Ilustrasi. FOTO: MI/RAMDANI
Ilustrasi. FOTO: MI/RAMDANI

Harga Emas Antam Fluktuatif dalam Sepekan

Angga Bratadharma • 16 Januari 2021 12:33
Jakarta: Harga emas milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada perdagangan di sepanjang pekan ini terlihat berfluktuatif dan masih belum mampu menembus kembali level Rp1 juta per gram. Program vaksinasi covid-19 yang diimplementasikan pada pekan ini memberikan harapan terhadap pemulihan ekonomi dan imbasnya menekan harga emas.
 
Mengutip data Logam Mulia Antam, Sabtu, 16 Januari 2021, harga emas Antam pada awal pekan ini atau tepatnya Senin, 11 Januari, berada di posisi Rp952 ribu per gram. Lalu pada Selasa, 12 Januari, harga emas Antam menguat ke level Rp957 ribu per gram. Kemudian pada Rabu, 13 Januari, harga emas Antam kembali naik ke posisi Rp965 ribu per gram.
 
Sedangkan pada Kamis, 14 Januari, harga emas Antam anjlok ke level Rp955 ribu per gram. Lalu pada akhir pekan atau tepatnya Jumat, 15 Januari, harga emas Antam menguat tipis ke posisi Rp956 ribu per gram. Kemilau emas dunia memudar sejalan dengan pemulihan ekonomi yang mulai terlihat usai vaksinasi covid-19.

Sementara itu, harga emas dunia turun tajam lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), mencatat penurunan mingguan kedua berturut-turut karena nilai tukar dolar AS melanjutkan kenaikannya. Kenaikan kurs dolar membayangi daya tarik emas setelah Presiden terpilih AS mengusulkan paket stimulus baru USD1,9 triliun.
 
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange jatuh USD21,5 atau 1,16 persen menjadi USD1.829,90 per ons. Sehari sebelumnya, Kamis, 14 Januari, emas berjangka turun USD3,5 atau 0,19 persen menjadi USD1.851,40 per ons.
 
Emas berjangka terangkat USD10,7 atau 0,58 persen menjadi USD1.854,90 per ons pada Rabu, 13 Januari, setelah merosot USD6,6 atau 0,36 persen menjadi USD1.844,20 pada Selasa, 12 Januari, dan melonjak USD15,4 atau 0,84 persen menjadi USD1.850,80 pada Senin, 11 Januari.
 
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, berada di jalur untuk kenaikan mingguan terbesar sejak Oktober 2020, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
 
"Serangan penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil (obligasi) AS telah memicu koreksi jangka pendek," kata Analis Standard Chartered Suki Cooper.
 
"Pasar emas terjebak di antara pembelian jangka panjang didukung ekspektasi inflasi yang meningkat karena langkah-langkah stimulus, tetapi penjualan karena dolar telah melambung dan kekhawatiran atas pengurangan pelonggaran kuantitatif (QE) terwujud," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan