"Kami membuat skenario planning. Kalau ini (pandemi) tiga bulan bagaimana, enam bulan bagaimana, sembilan bulan bagaimana. Dari skenario itu kami menemukan kami akan merugi Rp200 miliar jika kami tidak melakukan apa-apa," ungkapnya dalam webinar Mengukur Infrastruktur, Rabu, 21 April 2021.
Namun, pada 2020, perusahaan telah melakukan segala efisiensi dan pemanfaatan berbagai sistem IT sehingga rugi tersebut tidak tercatatkan. Sepanjang 2020, ADHI masih mencatat laba bersih sebesar Rp23,7 miliar dan pendapatan sebesar Rp10,8 triliun. Keduanya mengalami penurunan sekitar 30 persen dan 96 persen dibandingkan dengan 2019.
"Sedikit lolos (dari rugi) itu ternyata laba bersih hanya Rp23,7 miliar," ucapnya.
Entus menjabarkan mengenai arus kas sepanjang 2020 tercatat positif sebesar Rp1,4 triliun. Jumlah itu meningkat sebesar Rp900 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp500 miliar. Hal ini disebabkan adanya pembayaran proyek besar seperti Jalan Tol Sigli-Banda Aceh dan LRT Jabodebek.
Dari sisi arus kas pendanaan tercatat mencapai Rp1,8 triliun, atau mengalami perbaikan dari tahun sebelumnya sehingga terjadi pengurangan utang pinjaman di 2020. Sedangkan untuk total aset ADHI pada Desember 2020 sebesar Rp38 triliun, meningkat 4,3 persen dibandingkan Desember 2019 yakni Rp36,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News