"Kalau ditanya apakah akan menaikkan suku bunga dalam mengantisipasi ini (kenaikan BI7DRR) untuk dana pihak ketiga, kami belum melihat kebutuhan itu sekarang ini," kata Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan, dalam Public Expose Annual, Jumat, 18 November 2022.
Ia menekankan BNC bukan bank yang reaktif terhadap perubahan kebijakan moneter yang dalam hal ini kenaikan suku bunga acuan. Dirinya menegaskan pihaknya melihat bagaimana kebutuhan customer, sehingga kenaikan suku bunga bakal berhati-hati dan disesuaikan dengan kebutuhan para nasabah.
"Kalau kita naikkan suku bunga (DPK) 50 bps pertanyaannya gini, suku bunga naik tentunya kan suku bunga kredit juga naik. Nah, apakah itu sedikit banyak akan berimbas kepada customer kami? Jadi kami melihat lebih ke situ karena kami hadir untuk menjawab kebutuhan customer," kata Tjandra.
Baca: BKPM: Proyek Kendaraan Listrik Foxconn Mulai Awal 2023 |
Tjandra mengaku BNC berupaya membantu para customer yang dimiliki bisa mendapatkan keuntungan saat menjadi nasabah. Ia mengeklaim tak hanya BBYB semata yang mencari keuntungan. Karenanya, kenaikan suku bunga yang dilakukan bank sentral tidak langsung ditransmisikan ke dalam bisnis.
"Kita bukan hanya bank yang mikirin bagaimana cara cepat bisa cuan. Kita juga mikirin bagaimana customer kita cuan maksimal. Jadi istilahnya kami memberikan cuan kepada para customer dan bukan hanya kami yang cuan. Kami adalah bank berhitung yang memperhitungkan langkah-langkah," kata Tjandra.
Terlepas dari itu, ia menilai, setiap bank di Tanah Air tentu akan berbeda dalam merespons kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia. Sedangkan dirinya mengaku sudah memperkirakan suku bunga bakal dinaikkan oleh bank sentral di tahun ini, mengingat tahun lalu tengah terjadi krisis dan sulit dilakukan penyesuaian dari sisi suku bunga.
"Tahun lalu suku bunga ditahan dan tidak memungkinkan menaikkan suku bunga. Setelah krisis pasti ada keseimbangan antara inflasi, suku bunga, mata uang, dan lain-lain. Kita sudah lihat. Karenanya waktu kami meluncurkan produk kami tahun lalu suku bunganya tinggi sekali sebetulnya itu strategi untuk mengantisipasi kalau suatu saat suku bunga naik," ucapnya.
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 November 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 5,25 persen, suku bunga deposit facility sebesar 50 bps menjadi 4,50 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 50 bps menjadi 6,00 persen.
Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini masih tinggi dan memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 3,0±1 persen lebih awal yaitu ke paruh pertama 2023, serta memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News