Dari total pendanaan tersebut, 85 persen di antaranya akan digunakan untuk belanja modal berupa kapasitas tambahan wilayah kerja panas bumi dan pengembangan kemampuan digital. Sisanya digunakan untuk pembayaran sebagian facilities agreement kepada mandated lead arrangers, kreditur sindikasi awal, dan Bank Mandiri sebagai facility agent.
Mengutip Stockbit Snips, Minggu, 5 Februari 2023, sejak berdiri pada 2006 lalu, PGEO telah memiliki 13 wilayah kerja kuasa pengusahaan dengan total kapasitas terpasang mencapai 1.877 megawatt (MW). Sebagai rincian, 672 MW dioperasikan sendiri dan 1.205 MW dioperasikan melalui skema joint operation (Kontrak Operasi Bersama/KOB) dengan para kontraktor.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dengan jumlah tersebut PGEO merupakan perusahaan panas bumi dengan kapasitas terpasang terbesar ke-2 yang dioperasikan sendiri di Indonesia, di bawah anak usaha Barito Pacific (BRPT), Star Energy.
Baca: 6 Tips Ini Bisa Dilakukan Supaya Rekeningmu Enggak Kebobolan |
Penawaran awal saham PGEO berlangsung pada 1–9 Februari 2023, dengan penawaran umum pada 20–22 Februari dan tanggal listing direncanakan pada 24 Februari. CLSA Sekuritas Indonesia, Credit Suisse Sekuritas Indonesia, dan Mandiri Sekuritas akan menjadi underwriter dalam IPO ini.
Pada tahun lalu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan pihaknya berencana menggandakan kapasitas panas bumi pada 2027-2028, dengan kisaran biaya USD4 miliar. Pertamina memiliki 100 persen saham PGEO sebelum IPO melalui PT Pertamina Power Indonesia sebesar 92,02 persen dan PT Pertamina Pedeve Indonesia sebesar 7,98 persen.
Indonesia memiliki sumber daya panas bumi yang berpotensi menghasilkan listrik lebih dari 28 gigawatt (GW). Meski demikian, kapasitas terpasang di Indonesia baru mencapai 2,34 GW hingga pertengahan Oktober 2022, menurut data Kementerian ESDM. Pemerintah menargetkan proporsi energi terbarukan dari 12 persen pada 2022 menjadi 23 persen pada 2025.
Dalam pemaparan publik, PGEO menyebut akan menganggarkan capex sebesar USD250 juta pada 2023 dan USD350 juta pada 2024. PGEO juga berencana membagikan dividen sampai dengan 50 persen dari laba bersih perseroan untuk tahun buku 2023.
Melalui IPO ini, PGEO berpotensi memiliki market cap sebesar Rp33,95–39,12 triliun, dengan Price-to-Sales (P/S) ratio 6,0–6,9x, Price-to-Earnings (P/E) ratio 17,4–20,0x, dan Price-to-Book Value (P/BV) ratio 1,20–1,33x, berdasarkan laporan keuangan 9M22 (TTM).
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id