Sementara CHEM menawarkan sebanyak 500 juta saham baru, yang merupakan saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp25 setiap saham, atau sebanyak 29,41 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Lalu TRGU melepas sebanyak 1,5 miliar saham, atau 18,88 persen dari jumlah seluruh modal disetor dengan nilai penawaran Rp210 per saham.
Berdasarkan pantauan Medcom.id, Jumat, 8 Juli 2022, saat listing perdana, ketiga saham perusahaan tersebut menguat. ARKO sempat menyentuh level Rp338 per saham di awal perdagangan. Sedangkan saham CHEM dan TRGU naik masing-masing 26,6 persen dan 24,76 persen ke level Rp190 per saham dan Rp262 per saham.
Direktur Utama ARKO Aldo Artoko akan menggunakan dana dari IPO ini untuk keperluan investasi di anak perusahaannya sebesar 63 persen dan pelunasan kewajiban jangka pendek sebanyak 37 persen.
Baca: IMF Meyakini Resesi Ekonomi Global di 2023 |
"Kami akan menggunakan dana hasil IPO ini untuk dua keperluan. Pertama, sebesar 63 persen untuk tambahan investasi pada anak perusahaan yang akan dimaksimalkan guna pengembangan proyek-proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) kedepannya," tuturnya.
"Yaitu 54 persen di PT Arkora Hydro Sulawesi (AHS), 29 persen di PT Arkora Energi Baru, dan 17 persen di PT Arkora Tenaga Matahari. Kedua, sisanya sekitar 37 persen akan kami gunakan untuk pelunasan kewajiban jangka pendek," tambah Aldo.
Selanjutnya Direktur Utama CHEM Kwee Sutrimo mengatakan, seluruh dana hasil penawaran umum yang berkisar Rp75 miliar yang akan digunakan untuk pembelian tanah dan bangunan serta modal kerja perseroan.
"Prospek yang cerah ke depan, ditambah tekad CHEM menjadi produsen bahan kimia industri tekstil yang ramah lingkungan. Dimana CHEM telah bergabung sebagai partisipan yang mendukung Kadin di dalam Net Zero Hub (NZH)," kata Kwee.
Sedangkan manajemen TRGU menjelaskan dalam keterangan tertulisnya, dana hasil IPO akan disuntikkan sebagai tambahan modal kepada dua anak perusahaan dari Perseroan yaitu PT Harvestar Flour Mills (HFM) dan PT Agristar Grain Industry (AGY).
Adapun rinciannya sekitar 46,67 persen digunakan untuk pembelian mesin baru guna meningkatkan kapasitas produksi HFM sebesar 600 MT/hari, sekitar 20 persen digunakan pembelian tanah di Kawasan Industri Gresik sebagai tambahan fasilitas penunjang HFM, dan sebanyak 33,33 persen digunakan pembangunan fasilitas gudang dan pengepakan AGY yang berlokasi di Cilegon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News