Ilustrasi Rupiah. Foto: MI/Rommy Pujianto
Ilustrasi Rupiah. Foto: MI/Rommy Pujianto

Pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS Lebih Baik Ketimbang Negara Lain

Antara • 19 Oktober 2023 17:09
Jakarta: Depresiasi nilai tukar rupiah dinilai relatif lebih baik dibandingkan dengan mata uang sejumlah negara lain di kawasan Asia dan global.
 
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan dengan langkah stabilisasi yang ditempuh, BI dapat menjaga depresiasi nilai tukar rupiah sebesar 1,03 persen year to date (ytd) per 18 Oktober 2023, di tengah menguatnya dolar AS yang memberikan tekanan terhadap seluruh mata uang di dunia.
 
"Ke depan, sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, BI akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah, agar sejalan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian imported inflation," kata Perry dalam Pengumuman Hasil RDG BI Oktober 2023 di Gedung BI, Jakarta, dilansir Antara, Kamis, 19 Oktober 2023.
 
Baca juga: Rupiah Ditutup Jeblok, Besok Diramal Anjlok Lagi hingga Nyaris Sentuh Rp15.900/USD

Di samping intervensi di pasar valuta asing (valas), lanjutnya, BI akan mempercepat upaya pendalaman pasar uang rupiah dan pasar valas, termasuk optimalisasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan penerbitan instrumen-instrumen lain untuk meningkatkan mekanisme pasar, baik dalam meningkatkan manajemen likuiditas institusi keuangan domestik dan menarik masuknya aliran portofolio asing dari luar negeri.

Selain itu, Perry mengatakan akan terus meningkatkan dan memperluas koordinasi dengan pemerintah, perbankan, dan dunia usaha dalam pengimplementasian instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA), sejalan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2023.

Indeks dolar AS

Indeks nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama (DXY) tercatat tinggi di level 106,21 atau menguat 2,60 persen (ytd) per 18 Oktober 2023.
 
Sangat kuatnya dolar AS tersebut memberikan tekanan depresiasi mata uang hampir seluruh mata uang dunia, diantaranya yen Jepang, dolar Australia, dan euro yang melemah masing-masing secara berurutan sebesar 12,44 persen, 6,61 persen dan 1,40 persen (ytd).
 
Tidak hanya itu, mata uang kawasan juga tercatat depresiasi yang tinggi, di antaranya ringgit Malaysia, baht Thailand, dan peso Filipina yang masing-masing secara berurutan sebesar 7,23 persen, 4,64 persen dan 1,73 persen (ytd).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan