"Adanya pemulihan ekonomi dan pertumbuhan yang terus berlanjut pada semester dua tahun 2021, diharapkan dapat memberikan iklim positif bagi ekosistem pasar modal Indonesia," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna dikutip Kamis, 5 Agustus 2021.
Berdasarkan data Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi nasional 2021 diperkirakan sebesar 3,5 persen hingga 4,3 persen. Bank Indonesia juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun ini sebesar 5,8 persen atau meningkat dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 5,7 persen.
Nyoman menjelaskan jika ditinjau dari perkembangan perusahaan yang mencatatkan efeknya di bursa seperti pencatatan saham, obligasi, dan sukuk tahun ini, pertumbuhannya juga relatif lebih baik.
"Sampai dengan 30 Juli 2021, sudah ada 64 perusahaan yang telah mencatatkan saham, obligasi dan sukuk. Dengan melihat jumlah perusahaan tersebut, menunjukkan minat perusahaan untuk menghimpun dana di pasar modal Indonesia masih dinilai baik. Demikian juga dengan jumlah perusahaan yang akan mencatatkan efeknya di bursa," jelasnya.
Per 30 Juli 2021, terdapat 48 perusahaan yang berada dalam pipeline saham, obligasi, dan sukuk. Jumlah tersebut diramal akan terus bertambah lagi mengingat adanya waktu sekitar lima bulan hingga akhir 2021.
"Hal ini mengindikasikan adanya optimisme pada perusahaan-perusahaan yang akan menghimpun dananya di pasar modal Indonesia," pungkasnya.
Ekonomi Indonesia mulai pulih seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 yang tembus 7,07 persen secara year on year (yoy). Pertumbuhan ekonomi ini meroket setelah pada periode sama tahun lalu mengalami kontraksi sebesar 5,32 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News