"Faktor teknikal dari komunikasi The Fed ini akan berpengaruh terhadap pergerakan nilai tukar dari waktu ke waktu," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, dilansir dari Antara, Jumat, 19 November 2021.
Ia menjelaskan kebijakan The Fed terkait normalisasi kebijakan moneter saat ini sedang ditunggu-tunggu para pelaku pasar maupun investor global karena bisa mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang dunia.
Untuk itu, ia memastikan BI akan terus menjaga fundamental nilai tukar rupiah, seiring dengan membaiknya kegiatan perekonomian dan neraca transaksi berjalan (CAD) yang rendah, agar kurs terus bergerak stabil.
"Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar," katanya.
Posisi nilai tukar rupiah pada 17 November 2021 melemah 0,53 persen secara point to point dan 0,56 persen secara rerata dibandingkan dengan level Oktober 2021. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut disebabkan oleh aliran masuk modal asing yang terbatas di tengah persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik dan terjaganya pasokan valas domestik.
Dengan perkembangan tersebut, rupiah sampai 17 November 2021 tercatat terdepresiasi sebesar 1,35 persen (ytd) dibandingkan level akhir 2020, lebih rendah dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti India, Malaysia, dan Filipina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News