IHSG ditutup pada level 4.753,612 dibandingkan pekan sebelumnya di posisi 4.545,952. Sedangkan kapitalisasi pasar bursa menguat ke Rp5.497,202 triliun dibandingkan sepekan sebelumnya di posisi Rp5.257,032 triliun. Rata-rata frekuensi transaksi harian juga meningkat sebanyak 24,52 persen.
"Atau sebesar 639.998 ribu kali transaksi dibandingkan pekan sebelumnya sebesar 513.973 ribu kali transaksi," kata Sekretaris Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono, seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu, 30 Mei 2020.
Perubahan terjadi pada data rata-rata nilai transaksi harian dan rata-rata volume transaksi harian selama periode sepekan pada 26-29 Mei 2020. Rata-rata nilai transaksi harian terkoreksi 37,32 persen menjadi sebesar Rp11,604 triliun dari pekan lalu di level Rp18,514 triliun.
Kemudian perubahan sebesar 38,03 persen terjadi pada rata-rata volume transaksi harian sebesar 9.242 miliar unit saham dibandingkan pekan lalu yang meningkat signifikan sebesar 14.914. Kondisi itu akibat dari transaksi saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) oleh Bangkok Bank di Pasar Negosiasi.
"Investor asing pada hari ini mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp85,76 miliar, sedangkan sepanjang 2020 jual bersih asing tercatat sebesar Rp11,101 triliun," tuturnya.
Di sisi lain, saham-saham Amerika Serikat ditutup bervariasi pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), karena Wall Street mencermati serangkaian data ekonomi yang dirilis. Di sisi lain, pandemi covid-19 yang belum kunjung selesai masih memberikan tekanan tersendiri terhadap gerak pasar saham.
Pada Sabtu, 30 Mei 2020, indeks Dow Jones Industrial Average turun sebanyak 17,53 poin atau 0,07 persen menjadi 25.383,11. Sementara S&P 500 meningkat sebanyak 14,58 poin atau 0,48 persen menjadi 3.044,31. Sedangkan indeks Komposit Nasdaq naik sebanyak 120,88 poin atau 1,29 persen menjadi 9.489,87.
Sebanyak tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir lebih tinggi, dengan sektor perawatan kesehatan dan sektor teknologi masing-masing naik 1,27 persen dan 1,18 persen. Sedangkan sektor keuangan merosot 1,21 persen, menjadi kelompok dengan kinerja terburuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News