BTN resmi jadi bank kustodian. Foto: dok BTN.
BTN resmi jadi bank kustodian. Foto: dok BTN.

Jadi Bank Kustodian, BTN Incar Dana Kelolaan Rp12 Triliun

Ade Hapsari Lestarini • 27 Desember 2022 16:30
Jakarta: PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) memperluas lini jasa layanannya di sektor perbankan dengan menjadi Bank Kustodian. Setelah resmi mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai kustodian pada 17 November lalu, BTN menggandeng PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
 
Sebagai bentuk komitmen kerja sama tersebut, Wakil Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dan Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo menandatangani perjanjian kerja sama sebagai pemegang rekening KSEI di Jakarta, Selasa, 27 Desember 2022.
 
Nixon mengapresiasi kepada OJK dan KSEI yang telah mendukung komitmen perseroan dalam mengembangkan pasar modal di Indonesia. Setelah terdaftar sebagai pemegang rekening KSEI, BTN Kustodian dapat memberikan layanan dan menjalin kerja sama dengan nasabah dan/atau investor yang berinvestasi melalui pasar modal dalam memberikan jasa administrasi efek, penyelesaian transaksi dan mengurus hak-hak nasabah sehubungan dengan efek yang dimiliki dan diadministrasikan di kustodian BTN.

"Status kustodian ini akan menambah layanan BTN bagi nasabah yang akan melakukan investasi di pasar modal. Kami berkomitmen untuk memberikan layanan yang cepat, tepat, dan akurat kepada nasabah yang menggunakan jasa kustodian karena didukung oleh SDM yang berpengalaman, instrastruktur yang baik dan sistem kustodian yang andal," kata Nixon dalam keterangan resminya, Selasa, 27 Desember 2022.
 
Sebagai bank kustodian, Nixon mengakui BTN akan bersaing dengan 23 Bank lain yang sudah malang melintang di bisnis jasa kustodian. Namun Nixon optimistis BTN mampu bersaing dengan bank lokal maupun asing tersebut dengan berbagai macam strategi. Selain sistem kustodian yang mumpuni, setiap nasabah dilayani oleh petugas bank yang fokus melayani nasabah perorangan/institusi (dedicated person), proses rekonsiliasi portofolio nasabah dilakukan setiap hari dan terdapat pembagian akses level serta dual control atau kontrol ganda sehingga lebih aman serta biaya jasa layanan kustodian BTN yang kompetitif.
 
Dengan makin tingginya minat investasi dan berkembangnya pasar modal di Tanah Air, Nixon menilai prospek bisnis kustodian akan makin bagus, sehingga BTN terjun ke bisnis ini dan menargetkan dapat mengelola dana dari nasabah institusi yang menggunakan jasa kustodian sekitar Rp12 triliun pada setahun pertama.
 
"Dengan memperluas bisnis menjadi bank kustodian, kami juga berharap ada peningkatkan pendapatan bank di luar pendapatan dari bunga kredit atau fee based income, dengan jasa kustodian berkontribusi sekitar Rp3,6 miliar pada tahun pertama dan dapat menembus Rp7 miliar dalam lima tahun mendatang," kata Nixon.
 
Dengan bertambahnya jasa sebagai kustodian, Nixon menilai BTN dapat meningkatkan kecepatan dan kenyamanan layanan kepada nasabah wealth management BTN. Selain itu, BTN juga makin menunjukkan komitmennya dalam mendukung secara konsisten pasar modal di Indonesia, di antaranya sebagai emiten, BTN telah menerbitkan obligasi yang dilakukan hampir setiap tahun. Selain itu, BTN menjadi pionir dalam melakukan sekuritisasi KPR melalui mekanisme KIK-EBA dan EBA-SP yang pertama di Indonesia.
 
"BTN sebagai lembaga penunjang di pasar modal berperan sebagai wali amanat untuk institusi yang menerbitkan obligasi dan agen pemantau untuk perusahaan yang menerbitkan Medium Term Notes (MTN) dan BTN juga telah bertindak sebagai Bank administrator Rekening Dana Nasabah," kata Nixon.

Perluas jaringan pasar modal

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo menyampaikan, kerja sama dengan BTN sebagai pemegang rekening KSEI merupakan salah satu upaya untuk memperluas jaringan pasar modal kepada masyarakat.
 
"Kerja sama dengan BTN sebagai pemegang rekening KSEI menambah jumlah bank kustodian menjadi total 24 bank. Bergabungnya BTN sebagai pemegang rekening KSEI diharapkan dapat semakin mempermudah proses administrasi dan penyimpanan efek, atau dengan kata lain mempermudah investor untuk dapat berinvestasi di pasar modal," kata Uriep.
 
Uriep menambahkan, hal ini sejalan dengan peningkatan jumlah investor pasar modal yang terus berjalan hingga saat ini. Sampai dengan 16 Desember 2022, total jumlah investor pasar modal Indonesia telah mencapai 10,24 juta investor yang mengalami pertumbuhan 36,7 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan didominasi investor Individu lebih dari 99 persen.
 
Peningkatan juga terjadi dari sisi nilai aset yang tersimpan, yang meningkat 15,8 persen dibandingkan akhir 2021 menjadi Rp6.531 triliun di 16 Desember 2022. Dari seluruh aset tersebut, lebih dari 61 persen tersimpan di bank kustodian, khususnya didominasi oleh investor institusi. Hal ini memperlihatkan betapa pentingnya peran bank kustodian di pasar modal Indonesia.
 
KSEI berharap dengan adanya penambahan fungsi sebagai bank Kustodian, maka BTN dapat turut serta secara aktif memajukan pasar modal Indonesia, khususnya melalui peningkatan jumlah investor dan likuiditas transaksi.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan