Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: dok MI.
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: dok MI.

BI Petakan Tantangan dan Peluang Daerah Lewat Laporan Nusantara

Despian Nurhidayat • 18 November 2022 13:43
Jakarta: Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengatakan berbagai aspek dalam perekonomian, termasuk dari perspektif kewilayahan, menjadi pertimbangan penting dalam proses perumusan kebijakan. Hal inilah yang menjadi dasar bagi BI untuk merilis Laporan Nusantara guna mendukung perbaikan dan optimalisasi potensi ekonomi di daerah.
 
"Laporan Nusantara merupakan hasil karya 46 kantor wilayah BI yang memetakan berbagai masalah di daerah. Buku Laporan Nusantara ini memetakan kondisi spasial kita, bagaimana tantangan, peluang dan kebijakan yang dapat diambil dari kacamata BI," ungkapnya dalam acara Flagship Diseminasi Laporan Nusantara serta Peluncuran Buku Manufaktur dan Pariwisata, Jumat, 18 November 2022.
 
Dalam publikasi Laporan Nusantara terkini edisi Oktober 2022, perekonomian di berbagai daerah melanjutkan perbaikan di tengah dinamika tantangan eksternal dan domestik. Sampai dengan kuartal III-2022, permintaan domestik dan kinerja ekspor masih menjadi penopang perbaikan ekonomi.

Dengan dinamika tersebut, pertumbuhan ekonomi nasional diprakirakan tetap bias ke atas dalam kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen dengan dukungan tingginya permintaan ekspor dan masih terjaganya konsumsi swasta.
 
Dari sisi inflasi, realisasi inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) di seluruh wilayah melanjutkan peningkatan pada kuartal III-2022, meski perkembangan terkini menunjukkan inflasi lebih rendah dari prakiraan. Pada keseluruhan 2022, inflasi IHK diprakirakan lebih rendah dari prakiraan awal kendati masih lebih tinggi dari batas atas sasaran inflasi 3,0 persen plus minus satu persen.
 
Baca juga: BI Godok Insentif ke Eksportir yang Tempatkan DHE Sumber Daya Alam di Indonesia

 
Prakiraan ini dipengaruhi oleh tekanan inflasi dari sisi permintaan yang diprakirakan masih berlanjut secara gradual, ekspektasi inflasi yang lebih tinggi, serta dampak lanjutan (second round effect) dari kenaikan harga BBM. "Di bulan ini inflasi sudah menuju 5,5 persen. Memang masih tinggi dan perlu ditangani, tapi ini masih relatif lebih baik dari negara lain," ujar Dody.
 
BI sendiri tetap berkomitmen penuh untuk terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah, di tingkat pusat dan daerah, melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID), serta melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
 
Lebih lanjut, dalam kesempatan ini BI juga melakukan peluncuran buku manufaktur dan pariwisata. Kedua buku ini dikatakan merupakan kolaborasi antara BI dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi serta Kementerian Perindustrian.
 
"Dalam buku ini, terlihat sektor industri manufaktur dan pariwisata merupakan salah satu motor pertumbuhan ekonomi Indonesia. Semoga ini menjadi buku yang dapat memetakan apa yang dapat kita lakukan ke depannya," pungkas Dody.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan