Ilustrasi. Foto: AFP/Bay Ismoyo.
Ilustrasi. Foto: AFP/Bay Ismoyo.

2 Faktor Ini Bikin Rupiah Sukses Ganyang Dolar AS

Husen Miftahudin • 15 Juli 2022 17:19
Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini akhirnya menguat. Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap USD menguat 23 poin atau setara 0,15 persen ke level Rp14.997 per USD dari posisi Rp15.020 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan mata uang Garuda utamanya disebabkan oleh rencana Bank Sentral AS Federal Reserve yang akan menaikkan suku bunga lebih kecil daripada 100 basis poin (bps). Kondisi tersebut membuat dolar AS melempem.
 
"Investor telah meningkatkan taruhan bahwa The Fed akan melakukan pengetatan ukuran super pada pertemuan 26-27 Juli setelah data menunjukkan inflasi harga konsumen berpacu pada kecepatan tercepat dalam empat dekade," ungkap Ibrahim dikutip dari analisis hariannya, Jumat, 15 Juli 2022.

Tapi taruhan itu berkurang setelah Gubernur Fed Christopher Waller dan Presiden Fed St. Louis James Bullard dimana keduanya mengatakan mereka lebih menyukai kenaikan 75 bps untuk bulan ini, terlepas dari angka inflasi.
 
"Dana Fed berjangka saat ini menunjukkan peluang 36 persen dari kenaikan 100 bps, turun dari sekitar 70 persen sebelum komentar," sebutnya.
 
Dari dalam negeri, Ibrahim memandang krisis energi yang mengancam dunia justru memberi keuntungan bagi Indonesia. Sebagai salah satu negara penghasil komoditas terbesar di dunia, Indonesia justru mendapat berkah karena ada 10 negara Eropa yang minta kiriman batu bara. Terbesar adalah Jerman yang meminta kuota pengiriman batu bara sebanyak satu juta ton dalam setahun.
 
"Dengan meningkatnya ekspor komoditas unggulan Indonesia salah satunya batu bara, timah, CPO, dan nikel membuat neraca dagang Indonesia kembali mencetak surplus pada periode Juni 2022. Bila melihat sejarahnya, maka surplus sudah mencapai 26 kali beruntun," tuturnya.
 
Baca juga: Juni 2022, Neraca Perdagangan RI Surplus USD5,09 Miliar

 
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Indonesia pada Juni 2022 mencapai USD26,09 miliar, naik 40,68 persen (yoy) dan 21,30 persen (mom). Sementara impor mencapai USD21 miliar. Sehingga surplus kembali terjadi sebesar USD5,09 miliar.
 
Pada Mei 2022 lalu, nilai ekspor Indonesia mencapai USD21,51 miliar atau naik 27 persen (yoy) tetapi anjlok 21,29 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Impor mencapai USD18,61 miliar, naik 30,74 persen (yoy) tetapi melemah 5,81 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
 
Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan Senin depan akan bergerak secara fluktuatif. Meski memang mata uang Garuda tersebut diprediksi ditutup masih melemah.
 
"Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.980 per USD sampai Rp15.030 per USD," pungkas Ibrahim.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan