Menurutnya Indonesia harus memiliki sistem perbankan syariah dengan aset dan nilai yang besar demi mewujudkan target tersebut. Apalagi Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar dunia.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aset perbankan syariah di Tanah Air per Juni kemarin masih sebesar Rp545,39 triliun dengan pangsa pasar sebesar 6,18 persen. Jumlah tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan negara lain yang memiliki penduduk muslim lebih kecil dari Indonesia seperti Malaysia.
"Selama ini perbankan syariah kita tentu nggak punya competitiveness yang sangat kuat," kata Erick, Rabu, 16 Desember 2020.
Erick menambahkan dibentuknya PT Bank Syariah Indonesia yang menggabungkan semua aset PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT Bank BNI Syariah (BNIS) akan menjadi jalan bagi bank syariah di Indonesia menempati peringkat 10 dunia.
"Kita menargetkan tentu bank-bank syariah yang dikonsolidasikan Indonesia ini di 2025 bisa masuk top 10 di dunia," tutur dia.
Selain itu, Erick berharap kehadiran Bank Syariah Indonesia dapat menjadi alternatif untuk memudahkan dan memberi dukungan modal bagi pengusaha yang tengah mengembangkan bisnisnya. Dengan semakin banyaknya pengusaha yang berkembang akan berdampak pada penciptaan lapangan kerja.
"Karena penting sekali pembukaan lapangan kerja, enggak bisa bertopang pada pemerintah atau BUMN tapi dengan banyaknya pengusaha, pembukaan lapangan kerja bisa ditingkatkan," jelas Erick.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News