Namun begitu, ia menyebut, pemerintah belum mengambil langkah untuk menambah alokasi belanja subsidi energi imbas kenaikan harga komoditas ini. Keputusan tersebut akan diambil langsung dalam sidang kabinet yang dipimpin Presiden Joko Widodo.
"Subsidi kita akan lihat secara menyeluruh kalaupun ada bantuan intervensi tambahan itu nanti akan dilihat oleh kabinet Bapak Presiden. Kita sekarang akan tetap melakukan monitoring," kata dia dalam video conference dilansir Selasa, 29 Maret 2022.
Hingga akhir Februari 2022, realisasi belanja subsidi tercatat mencapai Rp11,48 triliun. Selain itu, pemerintah juga menyelesaikan kurang bayar dari tahun sebelumnya sebesar Rp10,17 triliun hingga akhir bulan lalu.
Realisasi subsidi energi sampai akhir Januari 2022, tercatat sebanyak 1.397,2 ribu kiloliter (KL) untuk BBM, 632,7 juta kilogram (kg) untuk elpiji 3 kg, dan 38,2 juta pelanggan listrik subsidi. Sedangkan realisasi subsidi nonenergi terdiri dari 1,4 juta ton pupuk, 1,3 juta debitur KUR, serta Rp55,3 triliun kredit KUR.
Ia menambahkan saat ini pemerintah tengah fokus menjaga stabilitas harga komoditas pangan menjelang Ramadan dan Idulfitri. Pasalnya pemerintah tidak ingin ada lonjakan harga komoditas pangan sehingga membebani masyarakat.
"Terutama menjelang puasa dan lebaran ini jumlah supply-nya, pasokannya, tingkat harganya diharapkan bisa membaik sehingga tidak menganggu daya beli masyarakat menjelang ibadah Ramadan dan juga nanti hari raya Idulfitri," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News