Ilustrasi. Foto: MI/Rommy Pujianto
Ilustrasi. Foto: MI/Rommy Pujianto

Kekhawatiran Inflasi AS Dorong Rupiah ke Zona Hijau

Husen Miftahudin • 21 Januari 2022 17:01
Jakarta: Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan karena kekhawatiran inflasi yang akan tetap tinggi. Di samping itu juga karena Federal Reserve AS yang akan memperketat kebijakan moneternya.
 
"Hal tersebut memperburuk sentimen investor, sehingga mendorong kenaikan safe haven yen Jepang vis-a-vis dolar Australia yang lebih berisiko," ujar Ibrahim dalam siaran persnya, Jumat, 21 Januari 2022.
 
Ibrahim mengungkapkan mata uang AS mengambil napas dari kenaikan baru-baru ini, karena reli dalam imbal hasil Treasury AS mendingin. Namun, hal itu masih menuju minggu terbaik dalam dua bulan terakhir.

Sementara itu, saham AS mengalami aksi jual tajam semalam di jam-jam terakhir perdagangan, sementara rekan-rekan Asia mengalami penurunan.
 
"Imbal hasil Treasury AS mundur dari tertinggi multi-tahun. Namun, imbal hasil AS naik, didorong oleh ekspektasi pasar Fed akan mengetatkan kebijakan moneter lebih cepat dari yang diantisipasi," terangnya.
 
Dia bilang, dana Fed berjangka telah sepenuhnya memperhitungkan kenaikan suku bunga pada Maret 2022 dan total empat kenaikan dalam setahun. The Fed akan mengadakan pertemuan kebijakan dua hari untuk menjatuhkan keputusan kebijakan mulai Selasa.
 
"Investor akan mencari petunjuk tentang jadwal Fed untuk kenaikan suku bunga dan pengurangan aset. Meskipun volatilitas baru-baru ini, dolar AS bisa naik lebih lanjut karena Fed memperketat kebijakan moneternya," terang Ibrahim.
 
Dari faktor domestik, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis ekonomi Indonesia tumbuh antara 4,7 persen sampai 5,5 persen pada 2022 sejalan dengan akselerasi konsumsi swasta dan investasi. Perkiraan ini di tengah belanja fiskal pemerintah dan ekspor yang tetap terjaga, meski risiko kenaikan kasus covid-19 perlu terus diwaspadai.
 
Selain itu, proyeksi tersebut juga didukung oleh mobilitas yang terus meningkat, sejalan dengan akselerasi vaksinasi, pembukaan ekonomi yang semakin luas dan stimulus kebijakan yang berlanjut.
 
"Di sisi lain, kinerja lapangan usaha utama seperti industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, dan pertanian tumbuh meningkat," urainya.
 
Secara spasial, menurut Ibrahim, perbaikan ekonomi diprakirakan terjadi di seluruh wilayah terutama Jawa, Sumatra, Kalimantan, serta Bali dan Nusa Tenggara.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan