Jakarta: Pasar kripto mulai goyang memasuki April 2022 ini. Padahal selama delapan hari berturut-turut, 10 aset kripto berkapitalisasi besar duduk nyaman di zona hijau.
Apakah ini tanda market sudah kehabisan 'bensin' untuk terus bull run?
Harga bitcoin (BTC) jatuh setelah pada awal pekan ini nilainya melewati USD48 ribu. Bitcoin diperdagangkan pada USD44.717 atau turun 5,27 persen pada Jumat, 1 April pukul 10.00 WIB lalu.
Sejumlah altcoin bahkan bernasib lebih buruk dan menunjukkan investor sudah mulai kehilangan minat terhadap aset kripto tersebut. Misalnya, DOGE dan SHIB baru-baru ini turun masing-masing sekitar tiga persen dan 4,5 persen.
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, melihat kini pasar kripto tengah mengalami konsolidasi, pascareli kencang selama dua pekan terakhir. Menurutnya, situasi ini bisa berarti positif karena menjaga stabilitas market ke depan.
"Konsolidasi tersebut sejatinya positif bagi pasar kripto, karena bisa menjaga stabilitas market dan membangun dasar baru bagi investor untuk menemukan titik-titik harga baru ke depan untuk beberapa aset kripto," kata dia dalam keterangan dilansir resminya, Minggu, 3 April 2022.
Selain itu, tekanan juga datang dari memburuknya angka inflasi dan pemungutan suara oleh Uni Eropa tentang undang-undang kripto yang dipandang industri tidak menguntungkan. Komunitas kripto menganggap langkah tersebut dapat menghambat inovasi dan melanggar aspek privasi pelaku transaksi kripto.
"Olengnya pasar kripto juga pas terjadi setelah Biro Analisis Ekonomi Departemen Ketenagakerjaan AS merilis data inflasi AS versi PCE pada Kamis (31 Maret 2022) kemarin. Beberapa trader kripto memang bereaksi keras terhadap data inflasi, karena terkadang melakukan aksi jual atau cut loss setelah indikator ekonomi dirilis," ungkap Afid.
Meski saat ini adopsi aset kripto sudah mulai marak di beberapa institusi yang diharapkan bisa menjaga stabilitas market, namun rupanya belum berpengaruh besar. Afid melihat adopsi kripto butuh waktu untuk mendorong stabilitas jangka panjang.
Apakah ini tanda market sudah kehabisan 'bensin' untuk terus bull run?
Harga bitcoin (BTC) jatuh setelah pada awal pekan ini nilainya melewati USD48 ribu. Bitcoin diperdagangkan pada USD44.717 atau turun 5,27 persen pada Jumat, 1 April pukul 10.00 WIB lalu.
Sejumlah altcoin bahkan bernasib lebih buruk dan menunjukkan investor sudah mulai kehilangan minat terhadap aset kripto tersebut. Misalnya, DOGE dan SHIB baru-baru ini turun masing-masing sekitar tiga persen dan 4,5 persen.
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, melihat kini pasar kripto tengah mengalami konsolidasi, pascareli kencang selama dua pekan terakhir. Menurutnya, situasi ini bisa berarti positif karena menjaga stabilitas market ke depan.
"Konsolidasi tersebut sejatinya positif bagi pasar kripto, karena bisa menjaga stabilitas market dan membangun dasar baru bagi investor untuk menemukan titik-titik harga baru ke depan untuk beberapa aset kripto," kata dia dalam keterangan dilansir resminya, Minggu, 3 April 2022.
Selain itu, tekanan juga datang dari memburuknya angka inflasi dan pemungutan suara oleh Uni Eropa tentang undang-undang kripto yang dipandang industri tidak menguntungkan. Komunitas kripto menganggap langkah tersebut dapat menghambat inovasi dan melanggar aspek privasi pelaku transaksi kripto.
"Olengnya pasar kripto juga pas terjadi setelah Biro Analisis Ekonomi Departemen Ketenagakerjaan AS merilis data inflasi AS versi PCE pada Kamis (31 Maret 2022) kemarin. Beberapa trader kripto memang bereaksi keras terhadap data inflasi, karena terkadang melakukan aksi jual atau cut loss setelah indikator ekonomi dirilis," ungkap Afid.
Meski saat ini adopsi aset kripto sudah mulai marak di beberapa institusi yang diharapkan bisa menjaga stabilitas market, namun rupanya belum berpengaruh besar. Afid melihat adopsi kripto butuh waktu untuk mendorong stabilitas jangka panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News