Padahal, membeli saham juga membutuhkan pengetahuan mengenai risiko keuangan yang akan dihadapi. Investor perlu mengetahui belajar fundamental saham dan kesehatan keuangan secara personal. Tak semua saham cocok untuk semua orang karena setiap orang memiliki risiko yang berbeda-beda.
CEO Ternak Uang Raymond Chin mengatakan, walaupun saham tersebut bagus seperti blue chip misalnya tetap saja ada risiko bagi setiap orang. Risiko orang yang menggunakan dana investasi karena tak ada cicilan, berbeda dengan yang memiliki cicilan.
"Makanya pom-pom saham itu enggak benar karena kebutuhan orang beda-beda, kekuatan finansialnya juga beda setiap orang, misalnya sama-sama income Rp10 juta per bulan pun kan tetap beda (kesehatannya), yang satu ada cicilan rumah misalnya, dan yang satu enggak ada, ya beda," kata dia, Jumat, 24 Desember 2021.
Dia mengatakan setiap investor harus mulai belajar investasi dengan memahami kesehatan keuangan. Hal ini harus dipahami agar kebutuhan sehari-hari tak terganggu. Hal ini yang kadang tak bisa didapatkan ketika investor mendapatkan informasi dari influencer saham.
Untuk mengatasi itu, Ternak Uang membuat edukasi finansial secara menyeluruh. Tak hanya mengenai saham, tetapi juga investasi lainnya seperti emas, reksa dana, asuransi, dan instrumen lainnya kepada masyarakat. Instrumen ini disesuaikan dengan kesehatan finansial seseorang secara personal.
Dia menjelaskan tak semua orang cocok dengan investasi saham. Pilihanya adalah mereka bisa berinvestasi di reksa dana atau deposito. Edukasi yang dilakukan juga terbuka untuk masalah keuangan yang dihadapi di era digitalisasi dengan maraknya pinjaman online.
"Bahkan ada juga yang kena utang besar di pinjol kita tangani, kita debt restructure cicilannya secara bertahap," ungkap dia.
Bagi investor saham, Ternak Uang juga menyajikan informasi kinerja perusahaan secara fundamental. Informasi melalui wish list saham ini menyajikan laporan keuangan serta prediksi kinerja keuangan saham tersebut dalam beberapa tahun kedepan. Penyajian analisis laporan keuangan dengan metode yang berbeda-beda.
"Nanti kita gandeng analis-analis pasar saham yang bersertifikat, biar mereka sajikan hasil risetnya dengan metode yang berbeda-beda dan investor tinggal memilih saham yang mana yang bisa dibeli, namun sebaiknya memang investasi untuk jangka panjang," jelas dia.
Untuk menguji kemahiran dalam berinvestasi, Ternak Uang menyelenggarakan program kompetisi trading saham untuk menguji kemampuan investor dalam mencari cuan dari pasar modal. Kompetisi ini diadakan seiring dengan meningkatnya tren berinvestasi di kalangan generasi muda.
Co-founder Ternak Uang Timothy Ronald mengatakan kompetisi trading saham ini akan mengasah kemampuan dan daya analisis peserta dalam menjalankan trading. Melalui skema seperti ini, Ternak Uang ingin memberikan peluang yang sama kepada siapapun untuk menang, terlepas dari nominal portofolio yang dimiliki.
"Sejak awal, Ternak Uang dibangun untuk memberikan akses yang sama kepada semua orang untuk dapat belajar dan mendapatkan informasi terkait literasi keuangan. Dengan semangat yang sama, kompetisi trading saham ini pun diadakan untuk memberikan peluang dan kesempatan yang sama agar semua orang bisa menang, terlepas dari jumlah aset yang dimiliki," jelas Timothy.
Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK Yunita Linda Sari mengingatkan para investor dan calon investor agar lebih rasional dan bijak saat berinvestasi di pasar saham. Pasalnya, pergerakan saham memiliki volatilitas yang tinggi. Menurut Yunita, banyak pergerakan harga di pasar saham dalam negeri saat ini masih banyak dipengaruhi berita-berita yang beredar di pasar, bukan berdasarkan kinerja fundamental keuangan.
"Tapi kalau dilihat secara benar analisis terhadap perusahaan-perusahaan yang listing di bursa itu sebetulnya secara fundamental mereka masih tetap ada," paparnya
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen bersyukur atas berkembang pesatnya investor ritel generasi milenial di pasar modal Indonesia. Namun di sisi lain, pertumbuhan investor ritel tersebut juga membawa konsekuensi tersendiri bagi tumbuh suburnya investasi bodong.
Hoesen juga meminta agar investor selalu menggunakan sumber dana di luar kebutuhan pokok maupun dana cadangan. Ia mengingatkan agar dalam berinvestasi tidak menggunakan pinjaman, apalagi pinjaman online (pinjol) ilegal untuk bertransaksi di pasar modal.
"Tinggi rendahnya risiko tergantung pengetahuan kita, itu yang paling penting. Jadi kadang-kadang produknya mendapat persetujuan dari OJK, pembuat produknya juga dapat persetujuan dari OJK, sesuai dengan peraturan, tapi dijual dengan cara yang melanggar ketentuan OJK dengan janji-janji, imbal pasti, dan lain sebagainya," urai Hoesen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News