"Di masa pandemi ini kami merasa ini adalah saatnya untuk kita gotong royong dan bahu membahu. Situasi sekarang bukan situasi yang mudah," kata Tigor, dalam Forum Indonesia Bangkit Vol II bertema 'Bangga Buatan Indonesia: Bangkitkan Ekonomi Nasional Melalui Industri Kreatif Lokal', yang diadakan secara virutal, Kamis, 15 Juli 2021.
Namun demikian, Tigor meyakini, pandemi covid-19 yang menimbulkan ketidakpastian akan berakhir. Hal tersebut juga ditunjang oleh sejumlah program pemerintah untuk mengurangi tekanan dari virus mematikan itu terhadap perekonomian Indonesia. Karenanya, semua pihak perlu saling bergotong royong memulihkan ekonomi Indonesia.
"Badai pasti berlalu dan kami sangat optimistis bahwa dengan program-program yang sudah dilakukan oleh pemerintah seperti program vaksinasi dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) maka Indonesia akan bangkit dalam waktu yang tidak lama lagi," tegasnya.
Ia menambahkan dukungan terhadap UMKM bukan hanya pembiayaan tapi juga memberikan bimbingan dan kerja sama. Dirinya memberikan contoh dukungan kepada Wardah yang merupakan merek perusahaan kosmetik asal Indonesia. Kini Wardah menjadi salah satu perusahaan besar dan sudah merambah banyak negara di luar Indonesia.
"Kami fokus dengan UMKM karena perusahaan-perusahaan yang besar di Indonesia ini dulunya juga UMKM. Jadi kami fokus terhadap membimbing dan bekerja sama dengan nasabah-nasabah kami (UMKM). Jadi banyak nasabah kami puluhan tahun bersama kami," ucapnya.
"Tadi Bu Nurhayati (Subakat yang merupakan Founder dan Owner Wardah) cerita sudah bersama kita puluhan tahun dan kami bangga merasakan perkembangan bisnisnya beliau. Perkembangannya bukan hanya dari segi di Indonesia tapi juga mancanegara. Kami mencoba mendorong energi positif ini ke seluruh lapisan nasabah dan tentunya masyarakat," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, secara garis besar ekspor di Indonesia berada dalam keadaan evolusi yakni yang tadinya kita penjual barang mentah dan barang setengah jadi maka kini Indonesia berevolusi menjadi pengekspor barang industri dan industri berteknologi tinggi.
"Kita melihat dari 16 ribu perusahaan ekspor, sebanyak 12.500 UMKM. Tetapi kalau kita lihat jumlah ekspornya secara dolar itu ekspor dari UMKM hanya 11 persen. Yang 89 persen itu adalah entitas yang usaha besar dan usaha asing. Jadi di sini kita bisa melihat jumlahnya besar tapi nilainya kecil," tuturnya.
Kendati demikian, ia melihat, kondisi tersebut berada pada tren membaik. Misalnya, pada 2020 silam Indonesia mengekspor lebih dari 8,2 miliar yaitu kerajinan emas dan perhiasan. Hal itu terjadi dengan mempekerjakan bukan hanya para UMKM yang berasal dari Surabaya dan Bali tapi lebih luas.
"Ini ekspornya luar biasa dan ini mempekerjakan bukan hanya UMKM-UMKM dikumpulkan terutama di Surabaya dan Bali tapi juga menghasilkan oleh pengrajin Indonesia dengan upah UMP yang lebih baik," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News