Mengutip laporan keuangan perseroan, Jumat, 24 September 2021 laba terbentuk dari peningkatan pendapatan sebesar 18,58 persen dari Rp4,68 triliun pada semester I-2020 menjadi Rp5,55 triliun.
Seiring dengan peningkatan penjualan, tercatat beban pokok penjualan yang juga terkerek naik dari Rp2,89 triliun menjadi Rp3,69 triliun.
Sehingga laba bruto yang diperoleh sebesar Rp1,86 triliun, meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,78 triliun.
Sementara untuk beban usaha, Kimia Farma mencatat peningkatan tipis yakni dari Rp1,51 triliun pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp1,55 triliun pada semester I-2021.
Emiten bersandi KAEF ini juga mencatat selisih kurs sebesar Rp6,48 miliar pada periode ini, atau meningkat 46,93 persen dibandingkan semester I-2020.
Lalu untuk pendapatan lain-lain, Kimia Farma mencatat penurunan dari Rp94,44 miliar menjadi Rp56,64 miliar. Dari pendapatan dan beban tersebut laba usaha tercatat Rp357,75 miliar.
Namun capaian laba bersih pada periode ini mampu meningkatkan nilai laba per saham dasar Kimia Farma dari Rp8,75 per saham menjadi Rp 9,61 per saham.
Per 30 Juni 2021, total aset Kimia Farma sebesar Rp17,78 triliun, atau mengalami peningkatan dari posisi 31 Desember 2020 yang sebesar Rp17,56 triliun. Adapun untuk liabilitas tercatat sebesar Rp10,66 triliun sedangkan untuk ekuitas sebesar Rp7,11 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News