Ilustrasi bendera Tiongkok - - Foto: dok AFP
Ilustrasi bendera Tiongkok - - Foto: dok AFP

Pakai Yuan dan Rupiah, BI Pastikan Tak Ada Perlakuan Khusus bagi Tiongkok

Husen Miftahudin • 08 September 2021 17:23
Jakarta: Bank Indonesia (BI) memastikan tidak ada perlakuan khusus dalam kerja sama penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS) dengan Tiongkok.
 
Kerja sama penggunaan rupiah-yuan dalam perdagangan dan investasi RI-Tiongkok bertujuan untuk mengurangi ketergantungan dolar Amerika Serikat (USD) guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
 
"Kerja sama LCS dengan Tiongkok ini bukanlah yang pertama, jadi tidak ada sama sekali kekhususan ini dengan Tiongkok. Kerja sama LCS ini sudah kita lakukan sejak cukup lama," tegas Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia Doddy Zulverdi dalam Taklimat Media secara virtual, Rabu, 8 September 2021.
 
Doddy menjelaskan, kerja sama penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral dapat menjaga stabilitas nilai tukar melalui penguatan pasar valuta asing (valas) di dalam negeri. Pasalnya, pasar valas di Indonesia selama ini masih didominasi oleh dolar AS.

"Selama ini perdagangan kita boleh dibilang 90 persen dengan hampir semua negara, dengan Jepang pakai dolar AS, dengan Malaysia pakai dolar AS, dengan Thailand pakai dolar AS, dengan Tiongkok pakai dolar AS juga, sehingga kemudian permintaan dolar AS kita luar biasa dan itu membuat kemudian pasar valas kita sensitif dan volatil," paparnya.
 
Oleh sebab itu, Bank Indonesia ingin mengurangi sensitivitas pergerakan nilai tukar rupiah terhadap tingginya kebutuhan dolar AS di dalam negeri melalui kerja sama penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral. Dalam hal ini, kerja sama LCS diyakini dapat membuat pasar valas domestik menjadi lebih berimbang karena penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral relevan dengan perdagangan dan investasi.
 
"Ini kita coba kurangi, sehingga ujung-ujungnya nanti positif bagi stabilitas nilai tukar rupiah. Jadi benar-benar tidak ada yang berkaitan dengan isu-isu yang lebih kepada keberpihakan negara-negara tertentu. Ini benar-benar konteksnya menjaga stabilitas dan di dalam stabilitas itu salah satu isunya adalah bagaimana membuat transaksi perdagangan dan investasi kita ini menggunakan mata uang yang relevan dengan negara mitra kita," jelas dia.
 
Sampai saat ini, Indonesia telah bekerja sama dengan Malaysia, Thailand, Jepang. Malaysia dan Thailand menjadi yang pertama dalam implementasi kerja sama LCS. Pada awal 2018, Bank Indonesia bersama Bank Negara Malaysia dan Bank of Thailand sepakat untuk menggunakan mata uang lokal dalam penyelesaian transaksi perdagangan bilateral.
 
"Kalau dengan kawasan ASEAN, karena bagian dari kerja sama ASEAN, dan kebetulan Malaysia dan Thailand adalah mitra dagang terbesar kita di kawasan ASEAN, tentu kita dahulukan kedua negara tersebut," tutur Doddy.
 
Kemudian Jepang menyusul pada September 2019. Menurutnya, implementasi kerja sama LCS Indonesia-Jepang penting mengingat Negeri Matahari Terbit itu merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Di sisi lain, Jepang merupakan mitra investasi terbesar bagi Indonesia.
 
"Jadi argumentasi, tujuan, manfaatnya hampir sama dengan Tiongkok ini dengan apa yang kita lihat dari kerja sama LCS dengan tiga negara sebelumnya. Memang dengan Tiongkok ini kita sangat berharap bisa cepat berkembang, karena kita tahu sendiri Tiongkok adalah negara mitra dagang terbesar kita," ucapnya.
 
Doddy menekankan bahwa Bank Indonesia akan terus memperluas kerja sama LCS dengan negara lain. Sayangnya ia enggan menyebut calon negara mana saja yang disasar.
 
"Ini juga akan terus kita perkuat, dan kalau memang dimungkinkan kita akan perluas dengan negara-negara mitra dagang dan mitra investasi lain di kawasan, terutama yang selama ini masih belum menggunakan mata uang lokal," pungkas Doddy.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan