"Pencabutan penghentian sementara (suspensi) ini merupakan bukti bahwa kami tidak menunda kewajiban pembayaran kupon obligasi sebagaimana diberitakan sebelumnya," kata Direktur Keuangan Waskita Beton Precast Anton YT Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Selasa, 4 Agustus 2020.
Anton menjelaskan keterlambatan kewajiban pembayaran kupon obligasi terjadi karena adanya kendala teknis saat pengiriman dana. "Kami berkomitmen untuk terus menjaga kepercayaan investor dan publik terhadap saham WSBP," tegasnya.
Saham WSBP sempat dihentikan sementara perdagangannya oleh BEI yang disampaikan dalam pengumuman Nomor: Peng-SPT-00019/BEI.PP3/07-2020 perihal Penghentian Sementara Perdagangan Efek PT Waskita Beton Precast Tbk. Penghentian perdagangan tersebut diakibatkan adanya kendala teknis saat pengiriman dana kepada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang dilakukan pada 29 Juli 2020.
Sayangnya pembayaran tersebut baru efektif di rekening KSEI pada 30 Juli 2020, sesuai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran kupon obligasi PUB I tahap II. Dana pembayaran bunga didistribusikan kepada para pemegang obligasi oleh KSEI pada 3 Agustus 2020.
Anton menegaskan manajemen WSBP menjamin bahwa perusahaan akan selalu memenuhi kewajiban pembayaran bunga ataupun pokok pinjaman kepada kreditur. "Kinerja tahun ini memang sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian karena adanya pandemi covid-19, namun dipastikan bahwa WSBP akan memenuhi kewajiban kepada seluruh kreditur," jelas dia.
Menurut laporan keuangan per 30 Juni 2020, WSBP mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp1,1 triliun dan laba bersih Rp5,18 miliar. Guna mengembalikan performa perusahaan setelah pandemi covid-19 berakhir, WSBP tengah mengembangkan beberapa produk precast yang dapat diaplikasikan pada proyek konstruksi seperti bangunan precast modular termasuk rumah dan gedung sekolah.
"Kami memiliki beberapa rencana pengembangan usaha di tahun ini dan tahun depan. Salah satunya dalam rangka dukungan pembangunan infrastruktur tol dan perumahan, termasuk rencana pengembangan ibu kota negara baru," tutup Anton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News