BI menjelaskan, minggatnya dana asing dari pasar keuangan domestik pada minggu ini utamanya berasal dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp7,06 triliun. Di pasar saham modal asing juga ikut 'pulang kampung' sebanyak Rp500 miliar.
"Selama 2023, berdasarkan data setelmen sampai dengan 7 September 2023, nonresiden beli neto (inflow) Rp84,74 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp1,74 triliun di pasar saham," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dikutip dari rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, Jumat, 8 September 2023.
Adapun premi risiko atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun naik ke level 80,11 basis poin (bps) per 7 September 2023 dari 78,17 bps per 1 September 2023. CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN.
Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah.
Baca juga: Rupiah 'Ketar-ketir' di Tengah Buruknya Retorika Washington-Beijing |
Rupiah 'seri' lawan dolar AS
Pulang kampungnya aliran modal asing dari pasar keuangan domestik tersebut membuat nilai tukar rupiah bergeming terhadap dolar AS.
Seperti diketahui, aliran modal asing di dalam negeri erat kaitannya dengan pergerakan nilai tukar. Sebab, salah satu faktor aliran modal asing adalah tingkat kepercayaan investor, yang juga menjadi salah satu faktor dalam pergerakan nilai tukar.
Mengutip data Bloomberg pada penutupan perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah terhadap USD berada di level Rp15.327 per USD. Level mata uang Garuda tersebut masih sama dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah ogah bergerak. Rupiah masih di level Rp15.319 per USD.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp15.341 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun tujuh poin dari Rp15.334 per USD di perdagangan sebelumnya.
Terkait hal tersebut, Erwin menekankan Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait.
"Serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News