Mengutip data Bloomberg, Senin, 21 Agustus 2023, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.325 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 35 poin atau setara 0,23 persen dari posisi Rp15.290 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
"Pada penutupan pasar sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 35 poin, walaupun sebelumnya sempat melemah 50 poin di level Rp15.325 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp15.290 per USD," ungkap analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.
Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp15.320 per USD. Rupiah melemah 41 poin atau setara 0,26 persen dari Rp15.279 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp15.329 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun sebanyak 19 poin dari perdagangan di hari sebelumnya di level Rp15.308 per USD.
Baca juga: Pembukaan Perdagangan: Kurs Rupiah Menghijau di Rp15.308/USD |
Dolar AS masih gagah perkasa
Ibrahim memandang dolar AS dimulai dengan pijakan yang kuat, setelah kenaikan lima minggu berturut-turut. Ini karena investor melihat ke depan ke simposium Jackson Hole Federal Reserve untuk panduan tentang suku bunga mungkin menetap ketika debu dari siklus kenaikan ini hilang.
Kekhawatiran atas kenaikan suku bunga AS, menyusul inflasi yang kuat dan data pasar tenaga kerja, telah menopang dolar dalam beberapa pekan terakhir.
"Federal Reserve juga baru-baru ini mengisyaratkan sebagian besar pembuat kebijakan mendukung suku bunga yang lebih tinggi, dengan analis memperkirakan penurunan suku bunga hanya tahun depan," jelas Ibrahim.
Imbal hasil sepuluh tahun naik 14 basis poin untuk minggu ini dan menyentuh level tertinggi 10 bulan terakhir di 4,328 persen, sedikit lebih tinggi dari level tertinggi 15 tahun. Hasil tiga puluh tahun naik hampir 11 bps ke level tertinggi dalam lebih dari satu dekade.
Pasar sekarang menunggu isyarat lebih lanjut tentang ekonomi AS dari Simposium Jackson Hole akhir pekan ini, di mana Ketua Fed Jerome Powell juga diperkirakan akan berbicara.
Sebelumnya, PBOC memangkas LPR satu tahun sebesar 10 basis poin (bps) menjadi 3,45 persen, sedangkan LPR lima tahun, yang digunakan untuk menentukan tingkat hipotek, dibiarkan tidak berubah di 4,20 persen. Analis memperkirakan pemotongan 15 bps pada setiap penghitungan.
Mengingat kurangnya dukungan moneter, investor sekarang meminta pemerintah untuk meluncurkan langkah-langkah fiskal yang lebih terarah. Tetapi analis memperkirakan Beijing akan menunda langkah-langkah tersebut, dengan alasan tingginya tingkat utang pemerintah.
Terkait dengan berbagai sentimen tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan besok akan bergerak secara fluktuatif. Meskipun demikian, mata uang Garuda tersebut diprediksi masih akan melemah.
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.310 per USD hingga Rp15.370 per USD," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News