Direktur GTS Internasional Dandun Widodo mengatakan perseroan sedang dalam tahap membangun ekosistem rantai pasokan LNG dengan cara mengakuisisi perusahaan terafiliasi yang akan memberikan sinergi terhadap keberlangsungan usaha perseroan.
"Perusahaan berencana membangun FSRU (Floating Storage Regasification Unit) untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sulawesi Utara yang memberikan penghematan yang cukup signifikan kepada PLN Sulawesi Utara," ungkap Dandun dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 19 Agustus 2021.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama GTS Internasional Kemal Imam Santoso mengungkapkan bahwa rencana IPO untuk mengincar dana hingga Rp429 miliar. Perseroan akan menjual 2,86 miliar saham baru atau setara 17,6 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.
GTSI juga bermaksud untuk mencatatkan seluruh saham atas nama pemegang saham sebelum perusahaan go publik sebanyak 13,42 miliar saham. Sehingga total saham yang dicatatkan perseroan mencapai 16,28 miliar saham.
"Saham bernilai nominal Rp50 per saham tersebut jumlahnya setara dengan 17,6 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO, sehingga dana yang dihimpun melalui penawaran umum perdana saham ini di kisaran Rp286 miliar hingga Rp429 miliar," jelas Kemal.
Adapun dana dari hasil penjualan tersebut sekitar 64 persen atau setara dengan USD19,2 juta di antaranya akan digunakan untuk pinjaman kepada PT Anoa Sulawesi Regas (Anoa). Pinjaman tersebut digunakan Anoa untuk membangun permanen FSRU, yang direncanakan akan dimulai pada kuartal IV-2021.
"Jika dana tersebut sudah dibayarkan kembali kepada perseroan, maka perseroan akan menggunakan dana tersebut untuk pengembangan usaha di masa depan. Namun, tidak terbatas untuk modal kerja dan belanja modal," urai dia.
Sementara sekitar 20 persen atau USD6 juta lainnya akan digunakan untuk modal kerja perseroan seperti operasional perseroan, yang meliputi antara lain cadangan docking, membangun war room sistem akuntansi dan keuangan, serta shipping monitoring online system.
"Sedangkan sekitar 16 persen atau USD4,8 juta untuk penyertaan modal kepada ANOA. Dengan penyertaan dana tersebut diharapkan akan memperkuat struktur permodalan dan modal kerja di ANOA, sehingga mampu memberikan kontribusi secara konsolidasi dan stabilitas pendapatan perseroan selama sekitar 15 tahun ke depan," pungkas Kemal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News