"Alhamdulillah sekarang QRIS sudah 12,1 juta merchant, transaksinya sudah Rp7,6 triliun. Luar biasa sekali, ini di seluruh Indonesia," ungkap Sugeng usai menghadiri Kick Off Pasar dan Pusat Perbelanjaan SIAP QRIS di pasar rakyat dan pusat perbelanjaan di Minahasa, Sulawesi Utara, Jumat, 5 November 2021.
Sugeng pun mengharapkan jumlah pedagang yang menggunakan digitalisasi sistem pembayaran QRIS ini terus mengalami peningkatan seiring dengan akseptasi masyarakat terhadap pemanfaatan digitalisasi di tengah pandemi covid-19.
"Ini kita bersama-sama untuk memajukan Indonesia naik kelas lagi. Transaksinya cashless, ini juga sangat penting cashless itu, karena lebih efisien, higienis, sehat, dan enggak perlu uang kembalian," tuturnya.
Di sisi lain, ia juga merasa bangga karena QRIS telah diimplementasikan di pasar tradisional. Ini tercipta berkat kerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang terus mensosialisasikan manfaat dan kemudahan QRIS dalam bertransaksi.
"Yang saya kagum adalah, dulu itu pesimistis kalau (QRIS) bisa digunakan di pasar-pasar tradisional, susah. Ternyata sekarang bisa berkat Kemendag, ini konkret," tuturnya.
Sugeng juga menyampaikan, tren positif penggunaan QRIS juga terjadi di Manado, Sulawesi Utara (Sulut). Bahkan, merchant yang menggunakan QRIS di Manado melebihi target yang ditetapkan, dengan realisasi mencapai 130 persen.
"Saya berterima kasih kepada Pemerintah Daerah Manado, karena targetnya sudah lebih 30 persen. Terima kasih juga kepada Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang sudah menggencarkan terus QRIS ini," tukas dia.
Oleh karena itu, Bank Indonesia terus berkomitmen untuk memperluas cakupan pemanfaatan QRIS di berbagai wilayah Indonesia. Termasuk pasar tradisional sebagai pusat aktivitas ekonomi masyarakat di daerah.
"Karena ibu-ibu (pedagang pasar) tadi sudah bisa pakai. Kita harapkan nanti program SIAP QRIS ini akan diimplementasikan di seluruh Indonesia," pungkas Sugeng.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News