Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan transaksi LCS dapat dijalankan dalam lima mata uang, yaitu rupiah, baht Thailand, ringgit Malaysia, yen Jepang, dan yuan Tiongkok. Penerapan LCS ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada penggunaan mata uang dolar Amerika Serikat (USD).
Pengurangan ketergantungan yang dimaksudkan yakni baik dalam bentuk transaksi perdagangan barang dan jasa, investasi, maupun transfer valas untuk kebutuhan personal. Jahja berpendapat kehadiran LCS telah memberikan ragam manfaat bagi nasabah termasuk kuotasi nilai tukar mata uang asing secara langsung.
"Antara Indonesia dengan negara mitra serta penyelesaian transaksi yang lebih cepat karena negara mitra berada dalam zona waktu Asia," ungkap Jahja, dalam acara Finance Track Main & Side Event February Series, Rabu, 16 Februari 2022.
Selain itu, lanjutnya, nasabah juga bisa mendapatkan nilai tukar yang kompetitif dan biaya yang ringan. Terdapat pula relaksasi regulasi dalam melakukan transaksi jual beli valuta asing dalam mata uang ringgit, baht, dan yen terhadap rupiah.
Untuk LCS Malaysia dan Thailand, relaksasi kewajiban dokumen underlying untuk jual beli ringgit dan baht terhadap rupiah, nominal sampai dengan ekuivalen (setara) USD200 ribu per transaksi, dapat dilakukan tanpa menyerahkan dokumen underlying.
"Sedangkan untuk LCS Jepang relaksasi tersebut juga berlaku sampai dengan nominal ekuivalen USD500 ribu per transaksi," terang Jahja.
Pertumbuhan transaksi LCS di BCA pun terus mengalami peningkatan. Sepanjang 2021, transaksi LCS di BCA meningkat lebih dari 40 persen baik secara nilai transaksi maupun jumlah transaksi.
"Kami berharap melalui penyelenggaraan G20 ini, kami turut serta membangkitkan perekonomian global dan Indonesia meskipun pandemi masih berlangsung," pungkas Jahja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id