"Jadi pandangan kita untuk rupiah di kuartal ketiga ini masih cenderung sideways (bisa melemah), baru akan menguat nanti di kuartal keempat dengan asumsi Fed mulai menurunkan suku bunga," ujar FX Strategist, Global Financial Market DBS Bank, Terence Wu dalam Group Interview di The Westin, Jakarta, dikutip Kamis, 4 Juli 2024.
Selain pemangkasan suku bunga yang masih belum ada kejelasan, pelemahan mata uang asing juga menjadi salah satu alasan utama melemahnya nilai tukar rupiah saat ini.
"Pelemahan rupiah juga bisa disebabkan karena mata uang seperti yen itu masih melemah. Biasanya kalau mereka masih melemah, rupiah juga akan melemah," kata dia.
Baca juga: Rupiah dan Mata Uang Asia Unjuk Gigi Menguat Terhadap Dolar AS |
The Fed diprediksi pangkas suku bunga di semester II
Menurut Equities Specialist DBS Group, Maynard Arif, bank sentral AS diperkirakan akan memangkas suku bunga pada semester II tahun ini. Itu terjadi seiring dengan perekonomian global di negara-negara maju yang mengalami perlambatan serta inflasi yang diprediksi menurun.“Jadi secara keseluruhan, perekonomian Amerika mengalami perlambatan. Seharusnya The Fed akan menurunkan suku bunganya, itu harapan kita,” ungkap dia.
Namun, DBS Group juga berasumsi bahwa Bank Indonesia (BI) tidak akan mendahului bank sentral AS dalam memangkas suku bunga. Bahkan, Maynard memprediksi BI tidak akan memotong suku bunga hingga akhir tahun.
“Apakah bisa menurunkan suku bunga? Mungkin saja. Tapi BI menunggu The Fed. Kalau BI kita melihatnya sampai akhir tahun, asumsi dari tim ekonomi kita, BI tidak akan menurunkan suku bunganya," jelas dia. (Syarief Muhammad Syafiq)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News