Berdasarkan data RTI, Senin, 20 Mei 2024 IHSG ditutup di level 7.266,29 atau melemah 50,54 poin setara 0,69 persen dibandingkan posisi pembukaan perdagangan.
Sepanjang perdagangan jumlah saham yang ditransaksikan hari ini sebanyak 17,87 miliar dengan nilai Rp14,26 triliun.
Jumlah saham yang mengalami penguatan pada hari ini sebanyak 266 saham. Sementara saham yang melemah hingga sore ini sebanyak 290 saham. Lalu sisanya 227 stagnan.
Sementara berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) enam dari sebelas sektor saham mengalami pelemahan. Pelemahan terdalam terjadi pada sektor keuangan dan transportasi logistik yaitu masing-masing minus 1,67 persen dan 1,5 persen.
Baca juga: Ditopang Sektor Keuangan dan Kesehatan, IHSG Kembali Menguat |
Pelemahan IHSG dibandingkan bursa kawasan
IHSG ditutup melemah di tengah penguatan mayoritas bursa saham kawasan Asia. Nikkei 225 Index menguat 0,73 persen, Hang Seng Index menguat 0,42 persen, Shanghai Composite Index menguat 0,54 persen, dan Straits Times Index menguat 0,10 persen.“Bursa regional Asia menguat yang tampaknya di topang sikap pelaku pasar yang merespon pemulihan ekonomi Tiongkok, yang mana bank sentral mempertahankan suku bunga pinjaman satu dan lima tahun tidak berubah masing-masing pada 3,45 persen dan 3,95 persen, atau sesuai dengan ekspektasi," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas.
Dalam kebijakan moneternya, Bank Rakyat China (PBOC) mempertahankan suku bunga pinjaman utama tidak berubah pada penetapan Mei 2024, atau seperti yang diperkirakan secara luas.
Suku bunga dasar pinjaman (LPR) 1 tahun yang menjadi acuan sebagian besar pinjaman korporasi dan rumah tangga dipertahankan pada level 3,45 persen, dan suku bunga 5 tahun, yang menjadi acuan untuk hipotek properti, dipertahankan pada 3,95 persen, sebagai upaya untuk menetapkan langkah-langkah untuk memacu pemulihan ekonomi dan juga untuk meningkatkan pasar properti.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan hingga pekan ketiga Mei 2024 aliran modal asing masuk ke dalam negeri (capital inflow) sebesar Rp22,06 triliun ke pasar Surat Berharga Negara (SBN), pasar saham, serta Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Dengan masuk aliran modal asing ke dalam negeri tentunya ini memberikan kepercayaan bagaimana ekonomi dalam negeri menarik bagi para investor untuk berinvestasi dan juga masuknya dana asing dari pasar keuangan domestik, premi risiko investasi Indonesia mengalami penurunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News