"Setelah beberapa waktu yang lalu The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk yang keempat kalinya sepanjang tahun ini, pasar berekspektasi The Fed mulai akan mengendurkan laju kenaikan suku bunga," kata Revandra, dilansir dari Antara, Selasa, 8 November 2022.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi menguat, menyusul ekspektasi The Fed tidak akan terlalu agresif menaikkan suku bunga. Rupiah pagi ini menguat 38 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp15.670 per USD dibandingkan dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.708 per USD.
Pada awal November The Fed memutuskan untuk kembali menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin menjadi 3,75-4 persen seperti yang diperkirakan secara luas. "Hal ini diperkuat dengan kenaikan unemployment rate di AS yang berada di level 3,7 persen pada Oktober 2022 yang sedikit lebih tinggi dari nilai sebelumnya," ujar Revandra.
Baca: Kemudahan Berusaha Harus Digenjot untuk Cegah PHK |
Dari dalam negeri, lanjut Revandra, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,72 persen (yoy). "Pertumbuhan ekonomi yang positif ini, memberikan dampak positif bagi rupiah," kata Revandra.
Ekonomi Indonesia berhasil tumbuh tinggi pada triwulan III-2022 yakni 5,72 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) atau lebih tinggi dari triwulan II-2022 yang sebesar 5,45 persen (yoy).
Tren pertumbuhan ekonomi secara tahunan meningkat secara persisten selama empat kuartal berturut-turut, dengan tumbuh di atas lima persen sejak triwulan IV-2021. Revandra memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran Rp15.630 per USD hingga Rp15.730 per USD.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News