Jakarta: Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan menguat terbatas pada perdagangan hari ini. IHSG akan diperdagangkan di level support 6.599-6.615 dan resistance 6.658-6.685.
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christopher mengatakan investor akan mencermati rilis data inflasi. Pergerakan indeks juga disebabkan oleh minimnya sentimen dan kekhawatiran investor terhadap gelombang baru covid-19.
"Investor akan mencermati rilis data inflasi dari dalam negeri serta perkembangan kasus baru covid-19," kata Dennies dalam riset harian, Rabu, 2 Februari 2022.
Ia menuturkan, secara teknikal candlestick membentuk higher high dan higher low dengan kenaikan volume namun stochastic mulai menyempit mengindikasikan rentang penguatan akan terbatas.
Sementara itu bila mengacu bursa global, bursa Amerika Serikat ditutup menguat. Indeks Dow Jones ditutup 0,78 persen, Nasdaq ditutup 0,75 persen, dan S&P 500 ditutup menguat 0,6 persen.
Menurutnya, prospek kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve Amerika Serikat (AS) masih kuat dan investor berusaha mencari posisi. Sentimen pasar lainnya adalah pandemi yang belum menemui titik terang dan tensi geopolitik di Eropa.
"Para trader bertaruh pada lima kenaikan suku bunga tahun ini. Bahkan, beberapa analis Wall Street memperkirakan tujuh kali kenaikan suku bunga. Ketegangan geopolitik menambah volatilitas pasar," jelasnya.
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christopher mengatakan investor akan mencermati rilis data inflasi. Pergerakan indeks juga disebabkan oleh minimnya sentimen dan kekhawatiran investor terhadap gelombang baru covid-19.
"Investor akan mencermati rilis data inflasi dari dalam negeri serta perkembangan kasus baru covid-19," kata Dennies dalam riset harian, Rabu, 2 Februari 2022.
Ia menuturkan, secara teknikal candlestick membentuk higher high dan higher low dengan kenaikan volume namun stochastic mulai menyempit mengindikasikan rentang penguatan akan terbatas.
Sementara itu bila mengacu bursa global, bursa Amerika Serikat ditutup menguat. Indeks Dow Jones ditutup 0,78 persen, Nasdaq ditutup 0,75 persen, dan S&P 500 ditutup menguat 0,6 persen.
Menurutnya, prospek kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve Amerika Serikat (AS) masih kuat dan investor berusaha mencari posisi. Sentimen pasar lainnya adalah pandemi yang belum menemui titik terang dan tensi geopolitik di Eropa.
"Para trader bertaruh pada lima kenaikan suku bunga tahun ini. Bahkan, beberapa analis Wall Street memperkirakan tujuh kali kenaikan suku bunga. Ketegangan geopolitik menambah volatilitas pasar," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
