Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan BI baru akan mengambil langkah untuk mengerek suku bunga pada semester II tahun ini. Pertimbangannya adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, sekaligus mencegah kenaikan inflasi secara lebih cepat.
"BI berpotensi mulai menaikkan suku bunga acuannya pada semester II 2022 dalam menjangkar potensi peningkatan inflasi fundamental serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," kata dia kepada Medcom.id, Rabu, 22 Juni 2022.
Ia menambahkan saat ini tingkat inflasi, terutama inflasi fundamental yang masih terkendali. Sementara nilai tukar rupiah masih cukup solid meskipun mengalami pelemahan sebesar 1,92 persen sepanjang Juni ini (mtd) dipengaruhi kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS).
"Pelaku pasar saat ini juga cukup khawatir terkait dampak kebijakan moneter AS yang cukup agresif yang berpotensi mendorong perlambatan ekonomi AS dan bahkan berpotensi mengalami resesi sehingga mendorong risk off sentiment di pasar keuangan global," ungkapnya.
Mengingat dipengaruhi oleh faktor sentimen, Josua menyebut, pelemahan rupiah saat ini hanya bersifat sementara. Ia mengungkapkan, pelemahan rupiah selama ini sangat didominasi oleh faktor sentimen pasca kenaikan suku bunga acuan AS.
Sementara itu, faktor fundamental ekonomi Indonesia masih cenderung solid mempertimbangkan neraca transaksi berjalan yang tercatat surplus, kinerja ekspor yang ditopang oleh kenaikan harga komoditas global, serta cadangan devisa yang berada dalam level yang sehat.
"Meskipun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung melemah sepanjang Juni ini, namun pelemahan rupiah tersebut tidak merefleksikan faktor fundamental," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News