Baca juga: Rupiah Merosot Gegara Data Pengangguran AS Makin Bagus |
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi tergelincir 19 poin atau 0,12 persen menjadi Rp15.475 per USD dari sebelumnya sebesar Rp15.456 per USD.
Laju rupiah melemah setelah konsensus pasar menuturkan The Fed bakal memangkas suku bunga sebesar 25 bps ketimbang penurunan sebesar 50 bps.
Menurut perhitungan LSEG, suku bunga berjangka AS telah sepenuhnya memperhitungkan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan Fed 17-18 September, dengan peluang sekitar 29 persen untuk penurunan yang lebih besar, yaitu setengah poin.
Pada Jumat, harga untuk penurunan yang lebih besar naik hingga 50 persen. Untuk 2024, para pedagang memperkirakan pelonggaran sebesar 113 bps, naik dari sekitar 100 bps.
Para pembuat kebijakan The Fed pada hari Jumat mengisyaratkan mereka siap untuk memulai serangkaian penurunan suku bunga, mencatat pendinginan di pasar tenaga kerja yang dapat berakselerasi menjadi sesuatu yang lebih mengkhawatirkan tanpa adanya biaya pinjaman yang lebih rendah.
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Agustus 2024 berada di level optimis sebesar 124,4 atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 123,4. Apresiasi IKK tersebut didorong oleh kenaikan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).
Inflasi Tiongkok di bawah ekspektasi
Sementara itu, Tiongkok melaporkan indeks harga konsumen (CPI) naik sebesar 0,6 persen tahun ke tahun Agustus. Angka ini di bawah perkiraan CPI yang diperkirakan naik 0,7 persen tahun ke tahun pada Agustus.Melansir CNBC International, Senin, 9 September 2024, capaian ini meleset dari ekspektasi karena harga transportasi dan barang-barang rumah tangga, serta sewa menurun.
Menurut data Wind Information, harga pangan naik 2,8 persen tahun ke tahun pada Agustus, yang merupakan kenaikan pertama sejak Juni 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News