Aksi profit taking ini langsung berimbas pada posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Berdasarkan data RTI pukul 14.06 WIB IHSG melemah hingga 0,47 persen atau 28,22 poin ke level Rp5.916,18.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan aksi profit taking tersebut dipicu oleh rilis data penjualan ritel Indonesia per Oktober yang terkontraksi 14,9 persen dan keputusan pemerintah untuk menaikan cukai rokok pada 2021.
"Adanya pengumuman pemerintah yang akan menaikkan cukai rokok sebesar 12,5 persen pada 2021 menyebabkan terjadinya aksi profit taking sehingga memperlemah posisi IHSG, maupun emiten rokok secara khususnya," kata Nafan kepada Medcom.id, Kamis, 10 Desember 2020.
Namun demikian, saham emiten rokok dinilai masih memiliki prospek yang bagus kedepannya lantaran penjualan rokok diproyeksikan tetap stabil dan demand rokok pun juga positif.
"Maupun emiten-emiten rokok secara khususnya," ucapnya.
Pada awal perdagangan sesi kedua sekitar pukul 14.40 WIB saham emiten tersebut kompak berada di zona merah. Saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) langsung melemah 6,99 persen atau 3.325 poin ke level Rp44.275 per saham
Saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) melemah 6,13 persen atau 110 poin ke level Rp1.685 per saham. Saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) anjlok 2,52 persen atau 15 persen ke level Rp580 per saham.
Lalu, saham PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA) dan PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) juga melemah masih-masing 1,07 persen dan 1,59 persen ke level Rp370 per saham dan Rp930 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News