Mengutip data RTI, hingga akhir perdagangan sesi I, saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik 3,78 persen atau Rp1.800 poin ke level Rp49.400 per saham. Transaksi saham GGRM tercatat Rp289,27 miliar.
Saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) juga meningkat 3,06 persen atau 55 poin menjadi Rp1.850 per saham. Tercatat, transaksi saham HMSP mencapai Rp545,94 miliar. Lalu saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) naik 7,56 persen atau 45 poin ke level Rp640 per saham.
Kemudian, saham PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA) menguat 3,74 persen atau 14 poin menjadi Rp388 per saham, dan PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) juga menguat 0,53 persen atau lima poin menjadi Rp950 per saham.
Namun pada awal perdagangan sesi kedua, saham lima emiten tersebut kompak berada di zona merah. Saham GGRM langsung anjlok 6,99 persen atau 3.325 poin ke level Rp44.275 per saham
Saham HMSP melemah 6,13 persen atau 110 poin ke level Rp1.685 per saham. Saham WIIM anjlok 2,52 persen atau 15 persen ke level Rp580 per saham. Lalu, saham RMBA dan ITIC juga melemah masih-masing 1,07 persen dan 1,59 persen ke level Rp370 per saham dan Rp930 per saham.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan kenaikan cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok untuk tahun depan. Dalam keputusannya tersebut, Sri Mulyani menetapkan kenaikan cukai rokok sebesar 12,5 persen.
Ia merinci, untuk segmen Sigaret Putih Mesin (SPM) Golongan I akan mengalami kenaikan CHT sebesar 18,4 persen. Sedangkan untuk SPM Golongan IIA kenaikannya sebesar 16,5 persen dan SPM Golongan IIB akan mengalami kenaikan 18,1 persen.
Selanjutnya, untuk segmen Sigaret Kretek Mesin (SKM) Golongan I akan mengalami kenaikan CHT sebesar 16,9 persen. Kemudian SKM Golongan IIA kenaikannya adalah 13,8 persen dan SKM Golongan IIB akan terjadi kenaikan CHT sebesar 15,4 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News