Berdasarkan data perdagangan mingguan, Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia Yulianto Adi Sadono membenarkan, selama periode 25-29 Januari 2021, pasar modal Indonesia mencatatkan pergerakan data perdagangan di zona merah.
"Perubahan juga dialami oleh kapitalisasi pasar sebesar 7,07 persen atau sebesar Rp6.829,294 triliun dari Rp7.348,936 triliun pada pekan sebelumnya," kata Yulianto, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 30 Januari 2021.
Ia menyebutkan rata-rata nilai transaksi harian selama sepekan turun 15,33 persen menjadi Rp17,423 triliun dibandingkan dengan pekan lalu sebesar Rp20,577 triliun. Rata-rata frekuensi harian bursa juga turun 16,61 persen menjadi 1.348.714 kali transaksi dari 1.617.354 kali transaksi sepekan sebelumnya.
"Sedangkan rata-rata volume transaksi harian mengalami perubahan 21,66 persen menjadi 17,732 miliar saham dari 22,634 miliar saham pada penutupan pekan yang lalu," imbuhnya.
Kemudian investor asing tetap mencatatkan nilai jual bersih hingga akhir perdagangan kemarin sebesar Rp921,78 miliar. Sedangkan untuk sepanjang 2021 investor asing mencatatkan beli bersih Rp10,94 triliun.
Di sisi lain, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan jumlah investor baru yang tercipta di sepanjang 2020 tumbuh 53,47 persen dari total jumlah investor pada 2019. Jumlah investor saham pada akhir 2020 telah mencapai 1.695.268 Single Investor Identification (SID).
Terdapat pertumbuhan sebanyak 590.658 SID jika dibandingkan dengan total jumlah investor saham pada akhir 2019 yang berjumlah 1.104.610 SID. Investor baru pada 2020 secara signifikan didominasi oleh kaum milenial dengan rentang usia 18-30 tahun yang mencapai 411.480 SID atau 70 persen dari total investor baru tahun 2020.
"Pertumbuhan ini menguatkan dominasi kaum milenial sebagai investor di pasar modal Indonesia," kata Direktur Utama BEI Inarno Djajadi.
Namun demikian, lanjut Inarno, terdapat hal yang tidak kalah penting untuk mengimbangi peningkatan jumlah investor saham, yaitu dengan turut melakukan peningkatan kualitas investor saham dalam negeri. Salah satu caranya adalah dengan melakukan sosialisasi dan edukasi.
"Sehingga masyarakat yang menjadi investor di BEI tidak hanya sekadar ikut-ikutan, namun memang memahami saham perusahaan yang dikoleksi, baik dari sisi fundamental maupun teknikalnya," pungkas Inarno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News