Mengutip laporan keuangan perseroan, Kamis, 2 September 2021 penurunan laba disebabkan oleh menurunnya perolehan pendapatan bersih perseroan, yakni dari Rp7,13 triliun pada semester I-2020 menjadi Rp6,77 triliun di semester I-2021
Pos pendapatan terbesar tercatat dari infrastruktur dan gedung yaitu Rp4,09 triliun. Kemudian pendapatan dari industri sebesar Rp1,35 triliun. Lalu pendapatan dari energi dan industrial plant sebesar Rp1,18 triliun, dan sisanya berasal dari bisnis realty dan properti sebesar Rp141,65 juta.
Sementara beban pokok pendapatan dapat ditekan dari Rp6,46 triliun menjadi Rp6,22 triliun. Beberapa pos beban lainnya juga turun, seperti beban umum dan administrasi dari Rp428,64 miliar menjadi Rp372,59 miliar. Lalu beban pajak penghasilan final dari Rp189,37 miliar menjadi Rp154,08 miliar. Kemudian rugi entitas asosiasi dari Rp231,68 miliar menjadi Rp14,75 miliar.
Sementara beban penjualan meningkat tipis dari Rp2,59 miliar pada paruh pertama tahun lalu menjadi Rp2,66 miliar pada periode ini. Beban dari pendanaan juga meningkat dari Rp562,97 miliar menjadi Rp589,92 miliar.
Adapun untuk aset hingga 30 Juni 2021 tercatat Rp62,59 triliun, turun dari posisi akhir Desember 2020 yang sebesar Rp68,11 triliun. Pos liabilitas tercatat juga turun dari Rp51,45 pada posisi akhir Desember menjadi Rp45,81 triliun. Sedangkan untuk pos ekuitas naik tipis dari Rp16,66 triliun menjadi Rp16,78 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News