Kepala OJK Purwokerto Riwin Mirhadi mengungkapkan, menjelang Pemilu 2024 salah satu yang perlu diwaspadai ialah pencucian uang.
"OJK mulai mengamati terkait dengan transaksi di lembaga keuangan. Salah satu yang perlu diwaspadai adalah pencucian uang," tegasnya, dilansir Media Indonesia, Kamis, 15 Juni 2023.
Menurutnya, menjelang pemilu biasanya uang beredar sangat besar sehingga OJK meningkatkan kewaspadaan.
"Kalau ada investor baru yang akan masuk membeli lembaga jasa keuangan, pasti kami lihat dulu datanya. Termasuk jika DPK (dana pihak ketiga) di BPR ataupun bank yang tiba-tiba tinggi. Ini pasti akan kita awasi, selanjutnya jika ada kecurigaan, PPATK yang akan menindaklanjuti, OJK hanya menyampaikan data dan informasi," lanjutnya.
Baca juga: OJK Harus 'Pelototi' Fintech Lending Demi Hindari Gagal Bayar |
Pengawasan aliran dana
Selain pengawasan aliran dana, pengawasan proses verifikasi administrasi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak kalah penting. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mendapat tugas mengawasi proses verifikasi itu, tetapi terkendala.
"Selama ini, kami melakukan pengawasan secara manual, dengan melakukan pemantauan secara langsung saat proses verifikasi administrasi. Kami tidak bisa memantau melalui akun Sistem Informasi Pencalonan (Silon) karena kami hanya diberikan akses untuk melihat beranda dari Silon bukan isi atau profil dari Silon," kata EM Osykar.
Sementara itu, anggota Bawaslu Babel Andi Budi Prayitno menyampaikan, berdasarkan data rekapitulasi KPU Babel, jumlah bacaleg DPRD memenuhi syarat sebanyak 31 orang dan 667 orang belum memenuhi syarat.
Bawaslu Kabupaten Agam, Sumatra Barat, menemukan sebanyak 1.033 pemilih yang bermasalah dalam daftar pemilih sementara hasil perbaikan (DPSHP) Pemilu 2024. Data bersamalah itu menyangkut data ganda, data pemilih meninggal, dan pindah domisili.
Pada bagian lain, pemilih pemula pada Pemilu 2024 memegang peranan penting dalam demokrasi itu. Hampir 70 persen peserta pemilu ialah pemilih pemula yang tidak bisa diabaikan partai politik.
"Pemilih pemula diketahui memegang peranan yang sangat besar dalam Pemilu 2024, yakni sekitar 60 persen hingga 70 persen adalah pemilih pemula atau pemilih kedua," kata Dosen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Fahrul Muzaqqi.
?Pemilih pemula yang masih berada dalam tahap awal untuk mempraktikkan demokrasi elektoral menjadi bagian penting dalam proses pemilu.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News