Hal itu akan terjadi jika Bank Indonesia (BI) tidak bisa melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Selama sepekan terakhir kurs rupiah anjlok. Mengutip data Bloomberg, posisi rupiah pada penutupan perdagangan Jumat, 14 Juni 2024 senilai Rp16.412 per USD, melemah 0,87 persen secara harian dan turun 1,33 persen selama sepekan terakhir.
"Rupiah bisa melemah lebih jauh apabila BI tidak mengintervensi secara intensif. Kemungkinan itu ada (menembus) Rp17 ribu per USD," ungkap Lukman dilansir Media Indonesia, Selasa, 18 Juni 2024.
Baca juga: BI Bakal Kerek BI Rate 25 bps |
Penyebab kurs rupiah anjlok
Dia menjelaskan penyebab utama anjloknya kurs rupiah disebabkan faktor eksternal yakni penguatan dolar AS terhadap semua mata uang pada umumnya.Pernyataan pejabat-pejabat bank sentral AS (The Fed) yang hawkish, terutama dari Kepala The Fed Jerome Powell dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) beberapa waktu lalu, mempengaruhi sentimen dolar AS.
"Sikap hawkish ini kembali diulangi oleh kepala The Fed Philadelpia Harker baru-baru ini yang mengatakan kemungkinan mereka akan menurunkan suku bunga sekali sebesar 25 basis points (bps) pada Desember ini," ujar Lukman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News