"Salah satunya melalui bantuan pembiayaan yang kami berikan untuk dapat tetap mengembangkan bisnis mereka," kata Corporate Banking Director PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie dalam keterangan tertulis, Selasa, 21 Juli 2020.
Kunardy menjelaskan pemberian pinjaman pembiayaan tersebut setara dengan Rp2,9 triliun. Bank DBS mendukung kebutuhan modal kerja perusahaan dalam bentuk Trade Financing dan Revolving Credit Facility (RCF).
Selain itu, Bank DBS juga melihat permintaan domestik untuk produk Chandra Asri tetap tinggi karena merupakan salah satu produsen bahan baku peralatan medis seperti masker dan Alat Pelindung Diri (APD). Hal itu yang menjadi pertimbangan bagi Bank DBS untuk secara kontinu memberikan layanannya kepada Chandra Asri.
Sementara itu, Direktur Keuangan Chandra Asri Andre Khor mengatakan komitmennya untuk terus menjadi penopang pertumbuhan industri hilir petrokimia. Kepercayaan yang diberikan oleh Bank DBS merupakan dukungan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kami senang dapat bermitra dengan DBS untuk menerapkan sistem RAPID sebagai bagian dari program transformasi digital kami, untuk terus mengalami kemajuan dan melayani pemangku kepentingan kami dengan lebih baik dengan efisiensi, inovasi, dan teknologi," ucap Andre
Adapun, DBS RAPID terdiri dari tiga pilar yaitu digitalisasi, kecepatan, dan interkonektivitas. Ketiga pilar ini memberikan pengalaman integrasi tanpa hambatan antara bank dan sistem di dalam perusahaan nasabah. Hal ini memungkinkan pemprosesan pembayaran, piutang, pencarian informasi tentang alur kerja bisnis nasabah, dan memfasilitasi transaksi bisnis di jaringan (ekosistem) nasabah secara real time.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News