Ilustrasi likuiditas perbankan - - Foto: MI/ Usman Iskandar
Ilustrasi likuiditas perbankan - - Foto: MI/ Usman Iskandar

BI Injeksi Rp114,15 Triliun Likuiditas ke Perbankan

Husen Miftahudin • 19 Agustus 2021 16:13
Jakarta: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan kondisi likuiditas di perbankan dan pasar keuangan tetap longgar. Hal ini sejalan dengan kebijakan moneter yang akomodatif disertai kebijakan fiskal pemerintah dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional.
 
"Bank Indonesia telah menambah likuiditas (quantitative easing) di perbankan sebesar Rp114,15 triliun pada 2021 (hingga 16 Agustus 2021)," ucap Perry dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan BI secara virtual, Kamis, 19 Agustus 2021.
 
Perry menambahkan, bank sentral juga melanjutkan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana sebagai bagian dari sinergi kebijakan Bank Indonesia dan pemerintah untuk pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021.

Hingga 16 Agustus 2021, pembelian SBN di pasar perdana tercatat sebesar Rp131,96 triliun yang terdiri dari Rp56,50 triliun melalui mekanisme lelang utama dan Rp75,46 triliun melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO).
 
"Dengan ekspansi moneter tersebut, kondisi likuiditas perbankan pada Juli 2021 sangat longgar, tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi, yakni 32,51 persen dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 10,43 persen (yoy)," urai dia.
 
Sementara itu, likuiditas perekonomian juga mengalami peningkatan. Hal ini tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh masing-masing sebesar 14,9 persen (yoy) dan 8,9 persen (yoy) pada Juli 2021.
 
Dia menjelaskan bahwa pertumbuhan uang beredar terutama ditopang oleh ekspansi fiskal dan moneter yang meningkat, serta kredit perbankan yang tetap tumbuh positif.
 
"Ke depan, berlanjutnya perbaikan aktivitas kredit diharapkan dapat lebih meningkatkan peran ekspansi likuiditas dalam mendorong pemulihan ekonomi melalui kecepatan perputaran uang di ekonomi (velositas)," tutup Perry.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan